Harga bahan bakar minyak naik 10,5 persen ketika pemerintah memotong subsidi pada September, sementara tarif listrik sudah ditingkatkan sekitar 15 persen.
KUALA LUMPUR —
Ribuan demonstran berpakaian hitam membanjiri alun-alun di pusat ibukota Malaysia Selasa malam (31/12) untuk memprotes kenaikan harga bahan bakar dan harga-harga lainnya, memberi tekanan pada pemerintah yang kesulitan mengurangi utang.
Para demonstran berkumpul di Alun-alun Merdeka di Kuala Lumpur meski ada peringatan dari polisi untuk tidak melakukan unjuk rasa dan menyebabkan pertunjukan malam tahun baru di tempat itu dihentikan.
Protes berakhir damai setelah tengah malam. Para penyelenggara mengatakan sekitar 15.000 orang menghadiri unjuk rasa tersebut, sementara jumlah yang disebut polisi adalah 5.000 orang.
Dengan memakai kaos hitam dan topeng Guy Fawkes – simbol pemberontakan terhadap pemerintah di seluruh dunia, para pengunjuk rasa membawa poster-poster bertuliskan “Turunkan harga-harga” dan “Membela hak-hak kita”, serta berseru “Hidup rakyat.”
“Hari ini merupakan sinyal. Kami berharap pemerintah menyadari bahwa orang-orang marah dan dapat mendengarkan tuntutan-tuntutan kami, untuk menurunkan biaya hidup rakyat,” ujar Bukhairy Sofian, kepala kelompok pemuda Gerakan Solidaritas Mahasiswa Malaysia, setelah berpidato dengan para aktivis dan politisi dari pihak oposisi.
“Ada terlalu banyak korupsi,” ujarnya, menambahkan bahwa mungkin ada lebih banyak unjuk rasa.
Harga bahan bakar minyak naik 10,5 persen ketika pemerintah memotong subsidi untuk pertama kalinya sejak 2010 pada September lalu, sementara tarif listrik sudah ditingkatkan sekitar 15 persen.
Malaysia memiliki salah satu rasio utang terhadap PDB tertinggi di Asia. Para pengkritik mengatakan pemerintah telah gagal memenuhi janjinya untuk melawan korupsi yang endemik. (AFP)
Para demonstran berkumpul di Alun-alun Merdeka di Kuala Lumpur meski ada peringatan dari polisi untuk tidak melakukan unjuk rasa dan menyebabkan pertunjukan malam tahun baru di tempat itu dihentikan.
Protes berakhir damai setelah tengah malam. Para penyelenggara mengatakan sekitar 15.000 orang menghadiri unjuk rasa tersebut, sementara jumlah yang disebut polisi adalah 5.000 orang.
Dengan memakai kaos hitam dan topeng Guy Fawkes – simbol pemberontakan terhadap pemerintah di seluruh dunia, para pengunjuk rasa membawa poster-poster bertuliskan “Turunkan harga-harga” dan “Membela hak-hak kita”, serta berseru “Hidup rakyat.”
“Hari ini merupakan sinyal. Kami berharap pemerintah menyadari bahwa orang-orang marah dan dapat mendengarkan tuntutan-tuntutan kami, untuk menurunkan biaya hidup rakyat,” ujar Bukhairy Sofian, kepala kelompok pemuda Gerakan Solidaritas Mahasiswa Malaysia, setelah berpidato dengan para aktivis dan politisi dari pihak oposisi.
“Ada terlalu banyak korupsi,” ujarnya, menambahkan bahwa mungkin ada lebih banyak unjuk rasa.
Harga bahan bakar minyak naik 10,5 persen ketika pemerintah memotong subsidi untuk pertama kalinya sejak 2010 pada September lalu, sementara tarif listrik sudah ditingkatkan sekitar 15 persen.
Malaysia memiliki salah satu rasio utang terhadap PDB tertinggi di Asia. Para pengkritik mengatakan pemerintah telah gagal memenuhi janjinya untuk melawan korupsi yang endemik. (AFP)