Pemimpin pemberontak Sudan Selatan Riek Machar tiba di Addis Ababa Kamis (8/5) untuk berunding dengan Presiden Sudan Selatan Salva Kiir.
Pemimpin pemberontak Sudan Selatan Riek Machar tiba di Addis Ababa untuk melakukan pembicaraan langsung pertamanya dengan Presiden Sudan Selatan Salva Kiir semenjak pertempuran dan kekerasan etnis meletus bulan Desember.
Machar tiba di ibukota Ethiopia hari Kamis (8/5) malam. Presiden Kiir diperkirakan tiba hari Jumat untuk memulai perundingan perdamaian yang dimediasi oleh kelompok negara Afrika Timur - IGAD.
Negosiasi antara pemberontak dan delegasi pemerintah telah berlangsung beberapa bulan tanpa banyak kemajuan.
Presiden Kiir sepakat untuk menghadiri pembicaraan dengan mantan wakil presidennya tersebut setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry di Sudan Selatan pekan lalu.
Tak lama setelah kunjungan itu, Amerika Serikat mengumumkan sanksi pertama berkaitan dengan konflik Sudan Selatan. Sanksi yang menarget pemerintah dan pemimpin pemberontak yang terlibat kekerasan yang telah menyebabkan ribuan orang tewas sejak pertengahan bulan Desember dan memaksa sejuta lebih penduduk untuk mengungsi.
Kerusuhan itu dipicu sengketa kekuasaan antara Presiden Kiir dan Riek Machar.
Dalam sebuah laporan yang dirilis hari Kamis, PBB mengatakan ada "alasan yang masuk akal" untuk menetapkan kedua pihak telah melakukan pelanggaran HAM internasional dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Misi PBB di Sudan Selatan mengatakan pelanggaran-pelanggaran itu termasuk hukuman mati yang melanggar HAM, penghilangan paksa dan perkosaan.
Machar tiba di ibukota Ethiopia hari Kamis (8/5) malam. Presiden Kiir diperkirakan tiba hari Jumat untuk memulai perundingan perdamaian yang dimediasi oleh kelompok negara Afrika Timur - IGAD.
Negosiasi antara pemberontak dan delegasi pemerintah telah berlangsung beberapa bulan tanpa banyak kemajuan.
Presiden Kiir sepakat untuk menghadiri pembicaraan dengan mantan wakil presidennya tersebut setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry di Sudan Selatan pekan lalu.
Tak lama setelah kunjungan itu, Amerika Serikat mengumumkan sanksi pertama berkaitan dengan konflik Sudan Selatan. Sanksi yang menarget pemerintah dan pemimpin pemberontak yang terlibat kekerasan yang telah menyebabkan ribuan orang tewas sejak pertengahan bulan Desember dan memaksa sejuta lebih penduduk untuk mengungsi.
Kerusuhan itu dipicu sengketa kekuasaan antara Presiden Kiir dan Riek Machar.
Dalam sebuah laporan yang dirilis hari Kamis, PBB mengatakan ada "alasan yang masuk akal" untuk menetapkan kedua pihak telah melakukan pelanggaran HAM internasional dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Misi PBB di Sudan Selatan mengatakan pelanggaran-pelanggaran itu termasuk hukuman mati yang melanggar HAM, penghilangan paksa dan perkosaan.