River Warrior Desak Pemerintah Buat Kebijakan Penyelamatan Lingkungan

  • Petrus Riski

Teaterikal manusia memakan plastik, sebagai bentuk keprihatinan keberadan mikroplastik pada makanan manusia. (Foto: VOA/Petrus Riski)

Peringatan Hari Bumi, 22 April 2021, di Surabaya ditandai dengan aksi sejumlah remaja yang tergabung dalam River Warrior. Beraksi di depan Gedung Negara Grahadi, mereka menuntut pemerintah membuat kebijakan yang dapat menyelamatkan bumi dari kerusakan.

Sampah plastik masih menjadi ancaman serius dunia, terutama dengan terus meningkatnya volume sampah plastik. Di Jawa Timur, mikroplastik dari kemasan plastik pembungkus produk telah mencemari sungai dan laut, serta ikan dan organisme lain yang ada di air.

Kelompok remaja peduli sungai yang tergabung dalam River Warrior, memperingati Hari Bumi, 22 April, dengan melakukan aksi teaterikal memakan plastik, sebagai bentuk keprihatinan atas bahaya mikroplastik bagi makhluk hidup. Aksi di depan Gedung Negara Grahadi ini mendesak pemerintah membuat peraturan pelarangan plastik sekali pakai di Jawa Timur, serta menuntut industri yang menghasilkan kemasan plastik untuk bertanggung jawab atas sampah plastik yang turut mencemari sungai dan laut.

River Warrior aksi di depan Gedung Nagara Grahadi minta pemerintah buat peraturan yang melarang pemakaian plastik sekali pakai. (Foto: VOA/Petrus Riski)

Captain “River Warrior,” Thara Bening Sandrina, meminta pemerintah memastikan warga tidak membuang sampah ke sungai, dengan menyediakan tempat pengolahan sampah terpadu.

“Kita juga meminta Bu Khofifah menyediakan TPST 3R di setiap kelurahan yang ada di Jawa Timur, karena itu sebagai bentuk pengelolaan sampah. Masyarakat sudah terbiasa membuang sampahnya ke sungai, sembarangan, karena dari pemerintah tidak disediakan pengelolaan sampah yang baik dan benar," katanya.

Ancaman mikroplastik nyata. Penelitian yang dilakukan LSM Ecoton menemukan mikroplastik di dalam tubuh ikan yang ada di sungai Brantas maupun muara yang menuju laut. Ecoton menyebut Selat Madura menyuplai 42 persen perikanan tangkap di Jawa Timur. Peneliti Ecoton, Andreas Agus Kristanto Nugroho, mengatakan pemerintah harus menghentikan kerusakan lingkungan akibat terus dibuangnya sampah plastik secara sembarangan.

Sampah-sampah plastik tampak mencemari Laut Teluk Lampung, Bandar Lampung, 21 Februari 2019 lalu (foto: ilustrasi/AFP).

“Kita mengambil 116 sampel ikan yang ada di sana, ternyata semuanya mengandung mikroplastik berkisar antara 2 persen dan 82 persen, di dua jenis ikan: mujair dan gulama, kalau orang tambak wedi bilang, karena itu dua ikan yang sangat potensial bisa hidup di muara," kata Andreas.

Hannie Ismail dari Komunitas Nol Sampah mengajak masyarakat mulai melakukan perubahan kecil di rumah masing-masing dengan memilah sampah sebelum dibuang ke tempat pembuangan sampah. Pemakaian plastik sekali pakai, kata Hannie, harus mulai dikurangi bila tidak ingin bumi semakin rusak akibat pencemaran plastik.

“Kita memperingati Hari Bumi bukan pada hari ini saja, tapi hari-hari berikutnya kita harus prihatin terhadap bumi kita yang semakin panas, semakin rusak. Makanya mulai hari ini, mulai detik ini ayo kita peduli terhadap bumi kita ini. Nah, salah satu caranya, secara kecil saja, ayo kita mulai dengan, kalau belanja, kalau kita kemana-mana, bawa kantong kain sendiri," katanya.

Your browser doesn’t support HTML5

River Warrior Desak Pemerintah Buat Kebijakan Selamatkan Lingkungan

Thara menambahkan, peringatan Hari Bumi seharusnya menjadi momentum yang mengingatkan manusia untuk lebih menghormati bumi yang telah memberi kehidupan, bukan malah merusaknya dengan mencemari bumi dengan sampah plastik.

“Sebenarnya Hari Bumi ini kan sebagai bentuk kita untuk bisa menghargai Bumi yang sudah menyediakan semua kebutuhan kita," katanya.

Maka dari itu, kata Thara, jangan kita terus-terusan mengotori Bumi, mencemari Bumi, yang seharusnya dihormati karena sudah berjasa untuk kehidupan manusia.

BACA JUGA: Mikroplastik Ancam Kesehatan Manusia, Dibutuhkan Regulasi Larangan Plastik Sekali Pakai

"Jadi, marilah kita sama-sama menjaga Bumi, menyayangi Bumi dengan tidak membuang sampah sembarangan, kurangi penggunaan plastik, karena sekarang kita tahu kalau plastik itu mencemari lingkungan," tegasnya,

Dalam aksi itu, tidak ada perwakilan Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang menemui. Namun dalam keterangan tertulisnya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan komitmen pemerintah untuk turut serta menjaga Bumi, termasuk kelestarian sungai dengan membentuk relawan “jogo kali” (jaga sungai), yang bertugas menjaga sungai dari pencemaran. [pr/ka]