Perusahaan minyak raksasa Rusia, Rosneft akan berinvestasi membangun jalur pipa gas di wilayah otonomi Kurdi untuk memperluas komitmennya terhadap wilayah tersebut menjelang referendum kemerdekaan, kantor berita Reuters melaporkan Senin (18/9). Langkah ini akan membantu Kurdi menjadi salah satu pengekspor gas terbesar ke Turki dan Eropa.
Parlemen Kurdi hari Jumat (15/9) menyetujui rencana untuk mengadakan referendum pada tanggal 25 September, menepis tentangan dari Baghdad dan seluruh wilayah serta kekhawatiran Barat bahwa pemungutan suara tersebut bisa meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut.
Wilayah otonomi Kurdi sudah mengekspor minyak secara independen dari Baghdad sejak tahun 2014 dan Rosneft yang berada di bawah penguasaan Kremlin menjadi salah satu pembelinya tahun ini dengan memberikan wilayah Kurdi jutaan dolar pinjaman yang dijamin dengan penjualan minyak di masa depan.
Rosneft sekarang memperluas investasi gas dengan menyetujui untuk membiayai pipa gas alam di Kurdi, kata Rosneft dan Pemerintah Regional Kurdi pada Senin. Dua sumber yang mengetahui kesepakatan ini, investasi untuk proyek ini mencapai lebih dari 1 miliar dolar.
Pipa gas tersebut akan memiliki kapasitas untuk mengalirkan lebih dari 30 miliar meter kubik ekspor gas dalam setahun, selain memasok untuk pengguna domestik. Kurdi memiliki salah satu cadangan gas terbesar yang belum dimanfaatkan di Eropa.
Volume gas dari wilayah Kurdi yang Rosneft akan bantu untuk menjual di pasar ekspor berkisar 6% dari total konsumsi gas Eropa dan seperenam dari volume ekspor gas Rusia, yang saat ini adalah pemasok gas terbesar di Eropa.
Pipa gas ini akan dibangun pada tahun 2019 untuk pemakaian domestik di Kurdi dan ekspor akan dimulai tahun 2020.
Erbil, sebuah kota dalam wilayah otonomi Kurdi di sebelah utara Irak membutuhkan dana segar untuk membiayai perang melawan ISIS dan memperbaiki krisis anggaran yang diakibatkan turunnya harga minyak. Untuk Rosneft, perusahaan minyak terbesar yang diperdagangkan di bursa menurut produksi, kesepakata ini adalah dorongan terbesar untuk mencapai ambisi bisnis gasnya. Untuk Turki, kesepakatan ini akan memberikan sumber pasokan baru untuk ekonomi negaranya yang sangat membutuhkan energi dan berpotensi menjadi pusat pasokan gas utama ke Eropa.
Rosneft juga mendapatkan kesepakatan untuk mengembangkan lima lapangan gas dan setuju untuk membantu wilayah otonomi Kurdi untuk memperluas infrastruktur pipa minyak yang digunakan untuk mengekspor minyak via Turki ke pasar global.
Wilayah Kurdi berupaya meningkatkan ekspor minyak menjadi 1 juta barel per hari (bph) di akhir dekade ini, dari s0,65 juta bph saat ini.
Dalam pernyataannya, Rosneft dan KRG telah selesai menginspeksi pipa ekspor minyak Kurdi dan Rosneft akan menyelesaikan pembuatan dokumen final untuk pengembangan proyek tersebut.
Produksi minyak Kurdi dalam beberapa tahun terakhir lebih banyak didorong oleh perusahaan skala menengah seperti Genel dan DNO. Perusahaan-perusahaan minyak yang lebih besar seperti Exxon Mobil dan Chevron masih dalam tahap eksplorasi. [fw/au]