Kementerian Luar Negeri Rusia, Jumat (23/2) mengatakan pihaknya telah secara signifikan memperluas daftar pejabat dan politisi Uni Eropa yang dilarang memasuki Rusia, sebagai tanggapan terhadap sanksi terbaru yang dijatuhkan oleh blok tersebut.
Negara-negara anggota Uni Eropa menyetujui paket sanksi ke-13 terkait Ukraina terhadap Rusia pada hari Rabu (21/2), yang melarang hampir 200 entitas dan individu yang dituduh membantu Rusia mendapatkan senjata atau terlibat dalam penculikan anak-anak Ukraina. Tuduhan ini dibantah oleh Rusia.
“Uni Eropa melanjutkan upayanya yang sia-sia untuk memberikan tekanan pada Rusia melalui tindakan pembatasan sepihak,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan.
“Menanggapi tindakan tidak bersahabat ini, pihak Rusia telah secara signifikan memperluas daftar perwakilan lembaga-lembaga Eropa dan negara-negara anggota Uni Eropa, yang dilarang memasuki wilayah negara kami,” tambahnya.
Dikatakan bahwa daftar cekal tersebut mencakup perwakilan lembaga penegak hukum dan organisasi komersial yang memberikan bantuan militer kepada Ukraina, perwakilan lembaga-lembaga Eropa yang terlibat dalam penuntutan pejabat Rusia, dan mereka yang mengumpulkan materi untuk mendukung gagasan penyitaan aset negara Rusia.
“Daftar cekal” sebagai pembalasan Rusia ini juga mencakup perwakilan Dewan Eropa, anggota majelis legislatif negara-negara Uni Eropa, anggota Majelis Parlemen Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (Parliamentary Assembly of the Organization for Security and Co-operation in Europe/OSCE PA) dan anggota Majelis Parlemen Dewan Eropa (Parliamentary Assembly of the Council of Europe/PACE), yang secara sistematis membuat pernyataan agresif terhadap Rusia,” kata pernyataan itu. [lt/em]