Organisasi HAM 'Memorial' hari Selasa (30/10) mengecam meningkatnya penumpasan terhadap para aktivis oposisi yang menentang pemerintahan Presiden Vladimir Putin.
Organisasi HAM Rusia mengatakan para pemimpin negara itu menggunakan taktik melawan oposisi yang mirip dengan yang digunakan pada masa pemerintahan diktator Soviet, Joseph Stalin pada tahun 1920-an dan 1930-an.
Dalam pernyataan hari Selasa organisasi HAM 'Memorial' mengecam meningkatnya penumpasan terhadap para penentang Presiden Vladimir Putin. Aksi protes itu berupa meningkatnya gerakan demonstrasi dan dua anggota band punk perempuan anti Kremlin di penjara. Beberapa pemimpin oposisi juga ditangkap dan dituduh merencanakan “kerusuhan massal”.
Organisasi HAM itu mengatakan sejumlah peristiwa dalam beberapa minggu terakhir menunjukkan pihak berwenang Rusia bermaksud menggunakan kekerasan dalam dialog dengan oposisi termasuk penangkapan, pengadilan dan penahanan semena-mena. Organisasi itu mengatakan lagi-lagi seperti tahun 1920 dan 1930-an, metode “rekayasa” proses politik digunakan.
Kremlin terus mengatakan bahwa Rusia bertindak sesuai hukum dan hanya mengambil tindakan terhadap demonstrasi yang disertai kekerasan guna memperkuat keamanan dan menjaga keamanan masyarakat.
Pernyataan organisasi HAM Memorial itu keluar selagi Rusia memperingati Hari Mengenang Korban Penekanan Politik, hari berkabung yang diperingati setiap tanggal 30 Oktober sejak runtuhnya Uni Soviet tahun 1991. Hari itu juga memperingati “Pembersihan besar-besaran” dalam era Stalin tahun 1937 di mana jutaan orang dinyatakan sebagai “musuh negara” dan dikirim ke kamp-kamp kerja paksa atau dieksekusi tanpa pengadilan.
Peringatan diselenggarakan diseluruh Rusia hari Selasa di beberapa bekas negara bagian Uni Soviet.
Dalam pernyataan hari Selasa organisasi HAM 'Memorial' mengecam meningkatnya penumpasan terhadap para penentang Presiden Vladimir Putin. Aksi protes itu berupa meningkatnya gerakan demonstrasi dan dua anggota band punk perempuan anti Kremlin di penjara. Beberapa pemimpin oposisi juga ditangkap dan dituduh merencanakan “kerusuhan massal”.
Organisasi HAM itu mengatakan sejumlah peristiwa dalam beberapa minggu terakhir menunjukkan pihak berwenang Rusia bermaksud menggunakan kekerasan dalam dialog dengan oposisi termasuk penangkapan, pengadilan dan penahanan semena-mena. Organisasi itu mengatakan lagi-lagi seperti tahun 1920 dan 1930-an, metode “rekayasa” proses politik digunakan.
Kremlin terus mengatakan bahwa Rusia bertindak sesuai hukum dan hanya mengambil tindakan terhadap demonstrasi yang disertai kekerasan guna memperkuat keamanan dan menjaga keamanan masyarakat.
Pernyataan organisasi HAM Memorial itu keluar selagi Rusia memperingati Hari Mengenang Korban Penekanan Politik, hari berkabung yang diperingati setiap tanggal 30 Oktober sejak runtuhnya Uni Soviet tahun 1991. Hari itu juga memperingati “Pembersihan besar-besaran” dalam era Stalin tahun 1937 di mana jutaan orang dinyatakan sebagai “musuh negara” dan dikirim ke kamp-kamp kerja paksa atau dieksekusi tanpa pengadilan.
Peringatan diselenggarakan diseluruh Rusia hari Selasa di beberapa bekas negara bagian Uni Soviet.