Sebanyak 156 orang santri Pondok Pesantren Al Fatah asal Malaysia akan segera dipulangkan ke negara asalnya. Hal dilakukan sesuai permintaan Wakil Duta Besar Malaysia untuk Indonesia dalam pertemuan dengan pejabat-pejabat Pemerintah Provinsi Jawa Timur baru-baru ini. Delapan santri lainnya masih harus menjalani isolasi dan penanganan kesehatan di Magetan.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Heru Tjahjono, memastikan akan terus memantau kondisi kesehatan 164 santri Pondok Pesantren di Desa Temboro, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, sebelum akhirnya dipulangkan pada hari Senin (27/4) melalui Bandara Juanda, di Sidoarjo.
“Masih ada sementara ini yang positif 8, nanti tinggal nunggu hasilnya, besok akan kita coba lagi melakukan tas dengan swab, dan senin pagi mereka dites rapid lagi untuk persiapan menuju bandara,” kata Heru Tjahjono.
Pemulangan para santri asal Malaysia ini, kata Heru, akan tetap memperhatikan portokol kesehatan yang ketat, hingga diserahkan kepada dinas kesehatan Malaysia saat berada di dalam pesawat terbang.
“Jadi setiap bus diisi 15 penumpang, karena jaraknya kita atur. Kita menggunakan 10 bus untuk menuju ke bandara, salatnya pun disiapkan di bandara, buka puasa, dan tidak terlalu lama harus segera boarding,” lanjut Heru Tjahjono.
Dan di dalam pesawat Malaysia Airlanes, para santri akan ditangani oleh Dinas Kesehatan Malaysia.
Your browser doesn’t support HTML5
Bupati Magetan, Suprawoto, menyebut 30 kasus positif corona di Kabupaten Magetan sesuai data terbaru, 9 orang berasal dari kluster Bogor, dan 21 orang ada di Desa Temboro. Dari angka itu, 16 merupakan kasus positif baru dan semuanya berasal dari pondok pesantren Al Fatah, Temboro.
Dari 16 kasus positif baru, 8 orang berasal dari Malaysia, 1 dari Thailand, dan sisanya dari Lampung, Lombok, Kendari, Makassar, Temanggung, dan Magetan.
BACA JUGA: Kasus Corona Meningkat, Gubernur Jatim Usulkan Tiga Daerah PSBB20 Ribu Santri Berguru di Pesantren Al Fatah
Pondok Pesantren Al Fatah merupakan pondok pesantren terbesar di Magetan, memiliki 20 ribu orang santri, 922 orang berasal dari negara-negara ASEAN. Temuan kasus positif di pondok pesantren ini, tidak lepas dari temuan kasus positif corona oleh pemerintah Malaysia, setelah separuh santri asal Malaysia pulang terlebih dahulu dari Pondok Pesantren Al Fatah, Temboro.
“Munculnya di pondok pesantren itu ketika santri ini pulang ke sana (Malaysia) separuh, itu di sana di-swab, kemudian positif. Baru kita tahu bahwa dari Temboro itu ada yang positif, kemudian kita lakukan pembatasan di pondok, sekarang desa kita tutup,” kata Suprawoto kepada VOA. [pr/em]