1 Polisi Lagi Tewas, Kapolri Janji Prioritaskan Kasus Teror

Kapolri Komjen Sutarman melakukan salam komando kepada mantan Kapolri Jendral Timur Pradopo. (VOA/Andylala Waluyo)

Polri sudah menetapkan delapan orang tersangka kasus serangkaian pembunuhan anggota polisi, dua orang diantaranya masih buron.
Seorang anggota polisi kembali menjadi korban pembunuhan orang tak dikenal pada Minggu (27/10) jelang dini hari. Brigadir M. Syarif Mappa, anggota Brimob Kedung Halang Bogor, tewas seketika setelah ditembak orang tak dikenal di depan kantor Koramil Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Kepala Kepolisian Republik Indonesia yang baru, Komisaris Jendral Polisi Sutarman di Mabes Polri Jakarta, Senin (28/10) menjelaskan, Kepolisian Metro Jaya masih menyelidiki kasus pembunuhan itu.

Hingga saat ini lanjut Kapolri, polisi baru menangkap 6 orang tersangka serangkaian kasus pembunuhan anggota polisi.

“Mudah-mudahan kasus pembunuhan polisi dalam waktu singkat bisa kita ungkap. Karena tokoh-tokohnya sudah enam orang kita tangkap. Sebetulnya sudah terungkap, tapi belum terungkap secara keseluruhan. Polisi saat ini tengah menyelidiki anggota brimob yang tewas dini hari tadi,” ujarnya.

Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jendral Ronny F. Sompie menjelaskan Mabes Polri telah membentuk tim khusus penyelidikan serangkaian kasus pembunuhan anggota polisi. Bahkan menurutnya tim detasemen khusus 88 anti teror yang biasa menangani kasus terorisme, juga diturunkan untuk mengejar para pelaku yang belum tertangkap.

“Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) secara fungsional membantu direktorat reskrim umum polda metro jaya untuk mengungkap kasus ini. Termasuk juga Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan didukung penuh oleh tim yang dibentuk oleh Mabes Polri. Dan juga bekerja sama dengan Densus 88,” ujarnya.

Sementara itu, mantan Kapolri Jendral Timur Pradopo mengatakan, salah satu tugas yang menjadi prioritas Kapolri Sutarman, adalah pengusutan pelaku teror penembakan terhadap polisi yang terjadi belakangan ini.

“Saya memberikan hal-hal yang yang harus dipertanggung jawabkan kepada pejabat (Kapolri) yang baru untuk bisa melanjutkan apa yang sudah dilaksanakan. Atau melanjutkan yang masih belum dilaksanakan, termasuk pengungkapan kasus penembakan anggota polisi,” ujarnya.

Anggota Komisi III DPR RI Ahmad Yani kepada VoA mengatakan beberapa hal terkait penanganan kasus pembunuhan anggota polisi yang harus dilakukan Kapolri Sutarman diantaranya adalah terus melakukan operasi pemberantasan preman.

“Polisi harus dipersenjatai lengkap dan lain sebagainya agar proses pengamanan masyarakat dan pengamanan operasi di lapangan bisa lancer berjalan. Ini dilakukan demi keamanan dari anggota polisi itu sendiri. Yang kedua, operasi pemberantasan preman harus terus dilakukan. Sebagaimana yang dilakukan Kapolres Jakarta Barat dalam pemberantasan premanisme di wilayahnya,” ujarnya.

Yani menambahkan, kasus pembunuhan anggota polisi ini menurutnya harus menjadi prioritas utama dari Kapolri Sutarman selain penanganan kasus-kasus lainnya.

Selain memeriksa lima orang warga sipil sebagai saksi kasus pembunuhan anggota brimob di Pasar Minggu, tim penyelidik Polda Metro Jaya saat ini juga sudah memeriksa tujuh personel polisi termasuk Kapolsek dan Kanit Reskrim Pasar Minggu Jakarta Selatan.

Dari penelusuran VOA, selama 2013 tercatat sudah ada tujuh kasus teror terhadap anggota polisi. Dari tujuh kasus itu, lima orang anggota polisi tewas akibat ditembak dan dibunuh dengan menggunakan senjata tajam oleh orang tak dikenal.

Sementara itu Indonesian Police Watch (IPW) mencatat pada 2012 ada 29 polisi yang tewas dan 14 luka-luka saat menjalankan tugas. Jumlah ini meningkat karena pada 2011 tercatat 20 polisi meninggal saat bertugas.

Polisi sejauh ini sudah menetapkan delapan orang tersangka serangkaian kasus pembunuhan anggota polisi, dengan dua orang diantaranya masih menjadi buronan.