1 Tewas dalam Serangan Bom Molotov di Gereja Samarinda

Polisi berjaga-jaga di luar Gereja Katolik St. Joseph di Medan. (Foto: Ilustrasi)

Tersangka pelaku pernah menjalani hukuman pidana karena terkait jaringan bom Puspitek di Serpong dan bom buku di Jakarta tahun 2011.

Seorang tewas dan tiga lainnya terluka dalam insiden pelemparan bom molotov di sebuah gereja di Kalimantan Timur.

Berbagai laporan menyebutkan balita bernama Intan Marbun dinyatakan tewas Senin pagi (14/11) setelah sempat dirawat di rumah sakit semalaman karena mengalami luka bakar 70 persen.

Intan yang berusia tiga tahun adalah satu dari empat anak yang ketika ledakan terjadi sedang berada di halaman depan gereja itu. Keempatnya menderita luka bakar di sekujur tubuh.

Tiga korban luka-luka lainnya dikabarkan masih dirawat di rumah sakit.

Insiden tersebut terjadi di halaman Gereja Oikumene di Samarinda hari Minggu.

Menurut informasi yang diterima VOA dari berbagai sumber, ledakan bom molotov di Gereja Oikumene Sengkotek Samarinda terjadi ketika puncak pembacaan doa terakhir. Beberapa saksi mata – termasuk pendeta yang memimpin pembacaan doa itu – mengatakan tiga ledakan terjadi hampir bersamaan dan menyemburkan api ke dalam gereja.

Polisi setempat dilaporkan telah mengamankan seorang tersangka dan terus melakukan penyelidikan.

Tersangka pelaku ledakan berhasil ditangkap warga di pinggir Sungai Mahakam ketika berupaya melarikan diri. Tersangka yang diidentifikasi sebagai J, 32, adalah warga Sengkotek Samarinda, yang pernah menjalani hukuman pidana karena terkait jaringan bom Puspitek di Serpong dan bom buku di Jakarta tahun 2011.

J dijatuhi hukuman penjara tiga tahun enam bulan pada tahun 2011 dan baru dibebaskan setelah mendapat remisi Idul Fitri pada Juli 2014. Belum diketahui motif pelaku dan hingga laporan ini disampaikan pelaku masih menjalani pemeriksaan di Polresta Samarinda. [vm/em]