Sedikitnya 16 orang tewas sewaktu menunggu evakuasi medis dari wilayah Ghouta Timur yang dikepung Suriah, kata PBB hari Kamis (21/12).
Kepala satuan tugas kemanusiaan PBB untuk Suriah, Jan Egeland, mengatakan, sebuah daftar yang diajukan beberapa bulan lalu dari hampir 500 warga sipil yang sangat membutuhkan evakuasi dengan cepat, menurun.
"Kami mendapat kepastian 16 tewas dalam daftar ini sejak dikirim kembali bulan November, dan mungkin akan lebih," katanya, menyoroti kasus seorang bayi yang meninggal pada 14 Desember, ketika perundingan terakhir perdamaian Suriah di Jenewa berakhir dengan kegagalan.
Wilayah Ghouta Timur, dekat ibukota Suriah Damaskus, adalah salah satu benteng terakhir pemberontak yang melawan pasukan Presiden Bashar al-Assad.
Egeland mengatakan, evakuasi dan upaya untuk membawa bantuan ke wilayah itu telah diblok oleh kurangnya otorisasi dari pihak berwenang Suriah.
Mereka sekarat, katanya, "bukan karena tidak ada pertolongan, bukan karena tidak ada orang yang mau pergi ke sana, tetapi karena mereka adalah bagian dari permainan kekuasaan antara sebagian besar orang yang cukup makan dengan kekuatan dan senjata."
Komentarnya muncul saat sebuah babak baru perundingan damai Suriah yang didukung oleh Rusia, Iran dan Turki mulai Kamis di ibukota Kazakhstan, Astana.
"Saya berharap akan ada penghentian permusuhan di Ghouta Timur, yang pasti akan membantu kami dalam membawa persediaan, sebelum kelaparan menguasai seluruh populasi, dan juga mendapat kasus luka dan kasus medis," kata Egeland.
Lebih dari 340.000 orang terbunuh dan jutaan lainnya terpaksa lari dari rumah mereka, sejak konflik Suriah meletus dengan demonstrasi anti-pemerintah pada tahun 2011. [ps/al]