Beberapa pejabat dan kantor berita hari Selasa (5/1) melaporkan, pihak berwenang menemukan sedikitnya 36 mayat migran, termasuk beberapa anak-anak, yang tenggelam di lepas pantai Turki setelah kapal yang mereka tumpangi terbalik di perairan itu, ketika mereka berupaya mencapai Pulau Lesbos di Yunani.
Dua belas migran berhasil diselamatkan.
Belum jelas berapa banyak kapal yang tenggelam dalam musim angin kencang itu, tetapi kantor berita Dogan mengatakan sedikitnya ada dua insiden terpisah.
Sedikitnya 20 mayat ditemukan di pantai distrik Ayvalik, sementara sisanya terbawa ke Dikili, sebuah kawasan peristirahatan yang terletak sekitar 50 kilometer Ayvalik selatan.
Tragedi yang paling menelan banyak korban di Laut Tengah pada tahun 2016 ini terjadi ketika Uni Eropa berupaya mendorong Turki untuk menghentikan arus migran yang menyebrangi wilayahnya untuk mendapatkan bantuan finansial.
Tetapi sejauh ini para migran masih melakukan perjalanan beresiko ke Yunani guna memiliki masa depan yang lebih baik di Eropa. Mereka tidak surut langkah karena udara dingin dan ombak tinggi pada musim dingin. Sebagian besar adalah para pengungsi Suriah yang melarikan diri dari perang saudara.
Sekitar 850 ribu migran dan pengungsi menyebrang ke Yunani tahun lalu, membayar para kelompok penyelundup untuk menyebrangkan mereka ke Turki dengan menggunakan kapal-kapal reyot. [em/jm]