Sedikitnya 40 Ribu Anak-Anak Rohingya Hadapi Malnutrisi

Anak-anak pengungsi Rohingya bermain di kamp pengungsi Kutupalong dekat Cox's Bazar, Bangladesh, 6 November 2017.

Anak-anak Rohingya di Myanmar dan Bangladesh menghadapi masalah kurang gizi yang meningkat 10 kali lipat dibandingkan dengan tahun lalu dan ini memerlukan perhatian segera, sebut International Rescue Committee (IRC) dalam suatu pernyataan, Jumat (10/11).

Survei gizi baru-baru ini yang dilakukan badan-badan bantuan kemanusiaan yang dipimpin mitra IRC Action Against Hunger (ACF) di daerah Cox's Bazar, Bangladesh, mendapati bahwa 40 ribu anak-anak Rohingya berusia antara enam bulan dan lima tahun memerlukan bantuan darurat dan lebih dari 12 juta dolar diperlukan untuk menanggapi krisis kemanusiaan semacam ini.

Survei itu mengungkapkan tingkat malnutrisi akut mencapai 7,5 persen, hampir empat kali lipat dari tingkat darurat internasional dan 10 kali lebih tinggi daripada tahun lalu. Anak-anak berusia di bawah enam bulan menghadapi tingkat kematian yang naik 10 persen.

IRC memperkirakan 200 ribu pendatang baru akan tiba dalam beberapa pekan mendatang, membuat jumlah pengungsi seluruhnya di Bangladesh mencapai satu juta orang lebih, yang semakin memperburuk krisis di sana.

Direktur Tanggap Darurat IRC di Cox’s Bazar Cat Mahony mengatakan kondisi di tempat itu menimbulkan badai krisis kesehatan masyarakat yang sangat besar. IRC telah melakukan aksi tanggap darurat di kedua sisi perbatasan Bangladesh-Myanmar bagi para pengungsi Rohingya, dengan membuka empat pusat perawatan spesialis yang buka 24 jam, dengan ACF memberi perawatan darurat bagi penderita malnutrisi akut, sebagai langkah pertama. [uh/lt]