Birma telah membebaskan 100 tahanan politik lebih termasuk beberapa aktivis terkemuka sebagai bagian dari amnesti umum. Kelompok HAM menyambut pembebasan mereka tetapi mendesak agar semua tahanan politik dibebaskan.
Pihak berwenang di Birma mulai membebaskan tahanan hari Rabu pagi sebagai bagian dari amnesti bagi 6.000 lebih tahanan.
Seorang pelawak dan pembangkang Birma, Thura yang juga dikenal di panggung sebagai Zarganar, termasuk di antara yang dibebaskan. Dia berbicara dengan VOA siaran bahasa Birma setelah dilepaskan. Dia membandingkan pihak berwenang Birma dengan para pembajak di Somalia.
Zarganar merasa seakan-akan ditangkap dan diculik oleh para pembajak di Somalia. Dia merasa tidak senang telah dibebaskan hari ini dan sangat sedih karena beberapa orang yang ditahan karena keyakinan mereka masih dipenjarakan. Dia mendesak agar politisi Birma berbuat lebih banyak , daripada sekedar berbicara, dan mengambil langkah-langkah nyata. Dia mengatakan janji-janji pemerintah perlu diwujudkan jika mereka ingin membangun Birma.
Zargahnar ditahan pada tahun 2008 dan dihukum 59 tahun penjara karena mengkritik pemerintah militer yang lamban dalam menangani badai Nargis.
Badai mematikan itu menewaskan atau menghilangkan 138 ribu orang ketika melanda delta Irawady dan membuat ratusan ribu orang kehilangan tempat tinggal. Meskipun bencana itu berdampak besar pihak berwenang menunda bantuan internasional yang menurut para pengkritik menambah jumlah korban yang tewas.
Hnin Pwin Wai, yang dikenal sebagai Phyo Phyo Aung mengatakan, ia adalah satu di antara enam tahanan politik yang dibebaskan hari Rabu dari penjara Moulmein di Birma Selatan. Dia ditangkap tahun 2008, dihukum empat tahun dan memang sudah waktunya dibebaskan. Dia berbicara dengan VOA siaran bahasa Birma lewat telepon.
Wai mengatakan di antara yang dibebaskan, dua orang dihukum karena dituduh terkait dengan organisasi gelap dan empat orang lainnya ditangkap karena kegiatan politik lainnya. Ia mengatakam masih ada dua tahanan politik perempuan yang tinggal dipenjara itu dan lima belas tahanan pria. Mereka semua, katanya, dihukum karena terkait dengan sebuah organisasi terlarang.
Kelompok HAM hari Rabu menyambut pembebasan tahanan politik dan mengatakan mereka tak seharusnya ditahan.
Presiden Birma Thein Sein mengumumkan amnesti tersebut hari Selasa dan mengatakan para tahanan dibebaskan karena berkelakuan baik.
Birma juga sedang mengajukan diri untuk menjadi tuan rumah pertemuan ASEAN tahun 2014. Negara itu dijadwalkan memegang peran ketua bergilir asosiasi itu tahun 2005 tetapi ASEAN ditekan untuk mengabaikan Birma karena buruknya pelaksanaan HAM di negara itu.