Israel dan kelompok militan Palestina, Hamas, sepakat untuk melakukan gencatan senjata, yang berlaku efektif pada hari Jumat (21/5), setelah melancarkan serangan paling intens dalam sejarah beberapa tahun. Berikut adalah catatan dari beberapa peristiwa terpenting dalam konfrontasi antara kedua kubu selama bertahun-tahun, sebagaimana dilansir dari Reuters.
1987 - Hamas dibentuk pada awal Intifada Palestina pertama, atau pemberontakan, melawan pendudukan Israel di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Dua tahun kemudian, Hamas melakukan serangan pertamanya terhadap sasaran militer Israel, termasuk melakukan penculikan dan pembunuhan dua tentara Israel.
1993 - Setelah bertahun-tahun melakukan kekerasan, Perjanjian Oslo pertama, yang bertujuan untuk membangun perdamaian antara Israel dan Palestina, ditandatangani. Hamas menentang proses perdamaian, dan berusaha menggagalkannya dengan melakukan pemboman bus dan penyerangan senjata di Israel.
2000 - Israel dan Palestina gagal mencapai kesepakatan akhir dalam proses perdamaian pada pertemuan puncak di Amerika Serikat pada Juli 2000. Dua bulan kemudian, protes-protes warga Palestina atas kunjungan pemimpin oposisi Israel Ariel Sharon ke kompleks masjid Al-Aqsa di Timur Yerusalem, berkembang menjadi Intifada kedua. Masjid Al-Aqsa merupakan situs suci bagi Muslim dan Yahudi yang menyebutkan sebagai Temple Mount.
Februari 2001 - Hamas melakukan serangkaian pemboman bunuh diri di Israel, termasuk membunuh 21 orang Israel di luar sebuah tempat disko Tel Aviv pada bulan Juni 2001. Hamas juga menewaskan 30 orang dalam perayaan Yahudi pada makan malam Paskah di Netanya pada bulan Maret 2022. Empat bulan kemudian, komandan militer Hamas Salah Shehadeh tewas dalam serangan udara Israel, dan Israel mulai mengepung kompleks pemimpin Palestina Yasser Arafat di kota Ramallah, Tepi Barat.
Maret-April 2004 - Serangan udara Israel membunuh salah satu pendiri dan pemimpin spiritual Hamas, Sheikh Ahmed Yassin, dan salah satu pendiri dan pemimpin politik Abdel Aziz al-Rantissi, di Gaza hanya berselang sebulan. Pimpinan Hamas bersembunyi dan identitas penerus Rantissi dirahasiakan.
BACA JUGA: Polisi Israel, Pengunjuk Rasa Bentrok di Al-Aqsa15 Agustus 2005 - Pasukan Israel memulai penarikan sepihak dari Gaza, yang direbut dari Mesir dalam perang Timur Tengah 1967, meninggalkan pemukiman dan meninggalkan daerah yang merupakan kantong padat penduduk di bawah kendali Otoritas Palestina.
25 Januari 2006 - Hamas memenangkan mayoritas kursi dalam pemilihan legislatif Palestina. Israel dan Amerika Serikat menghentikan bantuan untuk Palestina karena Hamas menolak untuk mengakhiri kekerasan dan mengakui Israel.
25 Juni 2006 - Militan Hamas menangkap Israel Gilad Shalit, seorang tentara yang mengikuti wajib militer, dalam serangan lintas batas. Israel membalas dengan serangan udara. Shalit akhirnya dibebaskan lebih dari lima tahun kemudian dalam pertukaran tahanan.
14 Juni 2007 - Hamas mengambil alih Gaza dalam perang saudara yang singkat, menggulingkan pasukan Fatah yang setia kepada Presiden Palestina Mahmoud Abbas, yang bermarkas di Tepi Barat.
27 Des 2008 - Israel melancarkan serangan militer 22 hari di Gaza setelah Palestina menembakkan roket ke kota Sderot di Israel selatan. Sekitar 1.400 warga Palestina dan 13 warga Israel dilaporkan tewas sebelum gencatan senjata disepakati.
14 November 2012 - Israel membunuh kepala staf militer Hamas, Ahmad Jabari. Aksi itu memicu tembakan roket militan Palestina dan serangan udara Israel selama delapan hari.
BACA JUGA: Diplomat Mesir Berusaha Perkuat Gencatan Senjata Israel-PalestinaJuli-Agustus 2014 - Penculikan dan pembunuhan tiga remaja Israel oleh Hamas menyebabkan perang tujuh minggu di mana lebih dari 2.100 warga Palestina dilaporkan tewas di Gaza dan 73 warga Israel dilaporkan tewas, 67 di antaranya adalah militer.
Maret 2018 – Protes-protes warga Palestina dimulai di perbatasan Gaza dengan Israel untuk menentang blokade wilayah tersebut. Pasukan Israel melepaskan tembakan untuk menahan mereka. Lebih dari 170 warga Palestina dilaporkan tewas dalam beberapa bulan protes, yang juga memicu pertempuran antara Hamas dan pasukan Israel.
7 Mei 2021 - Setelah berminggu-minggu ketegangan selama bulan puasa Ramadhan, polisi Israel bentrok dengan pengunjuk rasa Palestina di dekat Masjid Al-Aqsa terkait kasus hukum di mana delapan keluarga Palestina terancam kehilangan rumah mereka di Yerusalem Timur untuk dijadikan permukiman Yahudi.
10 Mei - Setelah akhir pekan yang diwarnai kekerasan sporadis, ratusan warga Palestina terluka dalam bentrokan dengan pasukan keamanan Israel di kompleks Al-Aqsa, situs tersuci ketiga menurut agama Islam. Setelah menuntut Israel menarik pasukan keamanannya dari kompleks tersebut, Hamas menembakkan rentetan roket dari Gaza ke Israel. Israel membalas dengan serangan udara ke Gaza.
11 Mei - Jumlah korban tewas meningkat saat pemboman udara berlanjut. Sebuah bangunan 13 lantai di Gaza runtuh setelah terkena serangan udara Israel. Militan Palestina meluncurkan roket jauh ke Israel.
12 Mei - Amerika Serikat mengumumkan akan mengirim utusan ke wilayah tersebut. Militer Israel membunuh seorang komandan senior Hamas di Gaza di tengah meningkatnya pertempuran.
BACA JUGA: Israel Luncurkan Serangan, Ofensif Terhadap Gaza Berlanjut13 Mei - Serangan udara Israel dan tembakan roket militan terus berlanjut, dan kekerasan terus memburuk di komunitas campuran Yahudi dan Arab di Israel. Sinagoga diserang dan bentrokan pecah di beberapa kota.
14 Mei - Israel menggunakan pesawat tempur, tank, dan artileri untuk melawan jaringan terowongan militan Palestina di bawah Gaza dalam operasi yang diikuti oleh lebih banyak tembakan roket Palestina.
15 Mei - Serangan udara Israel menghancurkan bangunan 12 lantai yang ditempati organisasi media berita internasional, sementara militan Palestina menembakkan roket ke arah Tel Aviv.
16 Mei - Beberapa rumah hancur oleh serangan udara Israel di daerah kantong padat penduduk yang menurut pejabat Palestina menewaskan 42 orang, termasuk 10 anak-anak. Sementara, serangan roket ke kota-kota Israel terus berlanjut.
17 Mei - Serangan rudal Israel membunuh komandan Jihad Islam Hussam Abu Harbeed dan menghantam gedung kantor tujuh lantai yang menurut militer digunakan oleh penguasa Islamis di Gaza, Hamas. Roket yang ditembakkan oleh para militan menghantam sebuah sinagoga di kota Ashkelon Israel dan sebuah blok apartemen di Ashdod.
18 Mei - Badan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan hampir 450 bangunan di Jalur Gaza telah hancur atau rusak parah, termasuk enam rumah sakit dan sembilan klinik. Sekitar 52 ribu orang telah meninggalkan rumah mereka, sebagian besar berlindung di sekolah-sekolah yang dikelola PBB.
19 Mei - Israel mengatakan sekitar 4.000 roket telah diluncurkan dari Gaza, sebagian besar dicegat oleh pertahanan rudal dan sekitar 600 lainnya jatuh di dalam wilayah kantong. Presiden AS Joe Biden mendesak kedua belah pihak untuk mengurangi kekerasan.
20 Mei - Kedua belah pihak melanjutkan serangan mereka tetapi pembicaraan gencatan senjata semakin intensif. Otoritas Israel mengatakan sejauh ini 12 orang telah terbunuh di Israel dan telah menewaskan sekitar 160 militan. Pejabat kesehatan di Gaza mengatakan 232 warga Palestina telah tewas, termasuk 65 anak-anak, dan lebih dari 1.900 orang luka-luka.
20 Mei - Hamas dan kabinet Israel mengeluarkan pernyataan yang mengatakan gencatan senjata telah disepakati. [ah/vm]