Sekjen PBB: Afghanistan Hadapi Mimpi Buruk Seiring Datangnya Musim Dingin

  • Associated Press

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam sebuah kesempatan di Glasgow, Skotlandia, pada 11 November 2021, (Foto: Reuters/Dylan Martinez)

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, pada Kamis (13/1), mengatakan mimpi buruk sedang dialami Afghanistan, dan menekankan bahwa “suhu beku akibat musim dingin yang melanda dan pembekuan aset negara adalah kombinasi yang mematikan” bagi rakyat Afghanistan.

Berbicara kepada wartawan di New York, Guterres mengatakan dua hari setelah meluncurkan permohonan bantuan kemanusiaan terbesar yang pernah diajukan bagi sebuah negara, dunia kini bertarung melawan waktu untuk membantu rakyat Afghanistan.

BACA JUGA: Sekjen PBB Desak Pembebasan Dana Afghanistan yang Diblokir

Ia menjelaskan bahwa lebih dari separuh penduduk Afghanistan kini tergantung pada bantuan kemanusiaan, dan bahwa tanpa upaya yang lebih terkoordinir dari masyarakat internasional, maka setiap laki-laki, perempuan dan anak-anak di Afghanistan akan menghadapi kemiskinan akut di tengah merebaknya pandemi COVID-19.

Guterres lebih jauh mengatakan operasi bantuan yang didanai dengan baik di Afghanistan memiliki kapasitas untuk mencapai hasil yang luar biasa, dengan menjangkau sekitar 18 juta orang di seluruh negara itu pada tahun lalu.

"Aturan dan ketentuan yang mencegah digunakannya uang untuk menyelamatkan nyawa dan perekonomian, harus dihentikan dalam situasi darurat ini. Pendanaan internasional harus diizinkan untuk membayar gaji pekerja di sektor publik, dan untuk membantu lembaga-lembaga Afghanistan memberikan layanan kesehatan, pendidikan dan layanan vital lainnya," ujar Guterres.

BACA JUGA: Indonesia Siapkan Dana Bangun SDM Afghanistan Terutama Perempuan

Ia mengatakan dukungan bagi fungsi esensial pemerintah itu akan memberi harapan pada rakyat Afghanistan bagi masa depan mereka, dan alasan untuk tetap tinggal di negara mereka dan menyambut adopsi Dewan Keamanan PBB atas pengecualian kemanusiaan terhadap sanksi-sanksi PBB bagi rezim di Afghanistan.

Lebih lanjut, PBB telah mengambil langkah-langkah untuk menyuntikkan uang tunai ke dalam perekonomian Afghanistan lewat pengaturan resmi yang kreatif, tetapi hal ini bagai setetes air di ember. Guterres menyoroti perlunya memulai sistem perbankan di Afghanistan untuk mencegah ambruknya perekonomian dan memungkinkan dilakukannya operasi kemanusiaan. [em/jm]