Sekjen PBB Puji Pertemuan Komite Konstitusi Suriah

Sekjen PBB, Antonio Guterres. (Foto: dok).

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres memuji pertemuan penting “Komite Konstitusi Suriah”. Dalam pidatonya di konferensi mediasi di Istanbul, Kamis (31/10), kepala PBB itu menyatakan harapan para mediator akan membuka jalan bagi solusi politik yang akan mengakhiri perang di Suriah.

PBB mengatakan sedikitnya 180.000 orang telah mengungsi sejak serangan Turki ke Suriah bulan lalu, sehingga menambah jumlah pengungsi Suriah yang sudah mencapai enam setengah juta orang. Daerah perbatasan timur laut Suriah kini dipatroli oleh pasukan pemerintah Turki, Rusia dan Suriah. Zlatica Hoke dari VOA melaporkan pasukan Amerika telah kembali ke daerah perbatasan di timur Qamishli.

Kendaraan lapis baja milik pasukan Amerika pada hari Kamis (31/10) berpatroli di dekat fasilitas minyak Suriah di timur kota perbatasan Qamishli. Daerah itu menjadi lokasi pertempuran sengit antara pasukan Suriah dan pasukan Kurdi Suriah setelah pasukan Amerika mundur dari zona itu bulan lalu.

BACA JUGA: Lindungi Ladang-ladang Minyak, AS akan Manfaatkan Minyak Suriah?

Para pemimpin Kurdi Suriah mengatakan niat Ankara adalah melakukan pembersihan etnis dan genosida terhadap suku Kurdi di Suriah, seperti diungkapkan oleh Ilham Ahmed dari Dewan Demokrasi Suriah.

“Secepat mungkin, pasukan internasional harus dikirim ke perbatasan Suriah-Turki untuk menghentikan pembersihan etnis dan genosida,” jelas Ilham Ahmed, Syrian Democratic Council.

Dalam kunjungan ke Washington, pemimpin Kurdi Suriah Ilham Ahmed mengatakan pasukan Turki dan proksi Suriah mereka telah menewaskan lebih dari 400 pejuang Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin oleh Kurdi, sehingga merongrong kemampuan mereka dalam perang melawan teroris ISIS. Dia mengatakan lebih dari 500 warga sipil juga tewas dan ribuan orang terluka.

Ahmed meminta Pentagon agar mencegah Turki menggunakan ruang udara Suriah untuk mencegah pertumpahan darah lebih lanjut.Gencatan senjata sementara berhasil menghentikan kekerasan, tetapi rasa takut memaksa sekitar 180.000 orang meninggalkan daerah itu.

"Keluarga-keluarga yang lari dari rumah mereka kini tinggal bersama saudara atau di permukiman informal,” jelas Stephane Dujarric, juru bicara untuk Sekretaris Jenderal PBB, berbicara tentang kondisi para pengungsi tersebut.

BACA JUGA: Turki dan Rusia Negosiasi Pulangkan 18 Tentara Suriah

Sementara itu, Komite Konstitusi Suriah, dengan mediator yang mewakili pemerintah Suriah, oposisi dan masyarakat sipil, Rabu (30/10) bertemu di Jenewa. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memuji pertemuan tatap muka pertama antara pihak-pihak yang bertikai itu sebagai landasan untuk bergerak maju.

“Saya berharap ini akan menjadi langkah pertama menuju solusi politik yang akan mengakhiri babak tragis ini dalam kehidupan rakyat Suriah dan juga menciptakan kesempatan bagi semua warga Suriah untuk secara sukarela kembali dengan selamat dan bermartabat ke tempat asal mereka,” kata Sekjen PBB, Antonio Guterres.

BACA JUGA: Pakar: Rusia Menjadi Broker Baru di Timur Tengah

Tetapi Kurdi, yang memainkan peran penting dalam mengalahkan ISIS di Suriah, mengatakan mereka tidak diikutsertakan dalam pembicaraan itu, seperti diungkapkan oleh Ilham Ahmed dari Pasukan Demokratik Suriah.

“Kami tidak diikutsertakan dalam pembuatan konstitusi untuk Suriah karena veto Turki. Jadi PBB harus bertanggung jawab atas kesalahan perhitungan dalam proses politik di mana kami tidak diikutsertakan,” kata Ilham Ahmed.

Turki menganggap pejuang Kurdi sebagai teroris dan berusaha untuk tidak memasukkan mereka dalam negosiasi apa pun tentang masa depan Suriah. Para negosiator di Jenewa ditugaskan untuk mengamandemen konstitusi sebagai dasar pemilihan yang diawasi oleh PBB di Suriah. [lt/uh]