Di Los Angeles, negara bagian California, sekolah-sekolah Katolik tengah bersiap menyambut para siswa untuk kembali belajar pada musim gugur tahun ini.
"Sekarang ini, rencana kami adalah kembali belajar di sekolah, tetapi dengan mitigasi. Jadi, jarak antar meja dua meter. Kami akan menyiapkan partisi, masker, dan pemeriksaan suhu badan sebelum masuk sekolah," kata Luis Heyes, Sepala Sekolah St. Joseph.
BACA JUGA: Trump 'Ancam' Sekolah-sekolah yang Tak Mau Buka KembaliPresiden Donald Trump mengancam akan memotong dana kalau sekolah tidak mengikuti aturan untuk beroperasi kembali. Namun, dengan kasus penularan virus corona semakin meningkat di wilayah Los Angeles, penilik sekolah Austin Beutner mengatakan sekolah negeri akan melakukan belajar secara daring.
"Tahun ajaran baru akan dimulai Agustus, tetapi siswa tidak akan datang ke sekolah. Kami akan mengutamakan kesehatan dan keselamatan semua orang," papar Austin Beutner
Ini keputusan yang sulit. Pakar kesehatan dan pendidikan mengatakan anak-anak lebih baik kembali ke sekolah. Belajar di rumah ternyata tidak cocok bagi banyak siswa. Tugas di kelas dan keterampilan sosial menjadi terganggu.
Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Robert Redfield mengatakan banyak anak yang tidak hanya tertinggal dalam pelajaran.
BACA JUGA: Pasien Covid-19 di AS Dengan Cepat Mendekati 4 Juta Orang"Sebanyak 7,1 juta anak tidak mendapat pemeriksaan kesehatan jiwa dari sekolah, tidak mendapat layanan gizi, dan faktanya, sebagian besar sekolah diharuskan melaporkan tentang pelecehan seksual dan penyiksaan anak," ujarnya.
Risiko anak-anak tertular, sakit parah dan meninggal akibat Covid-19 jauh lebih rendah dibandingkan orang dewasa, tetapi bukan berarti tidak ada sama sekali. Dan guru dan staf sekolah berisiko.
Ketua Asosiasi Pendidikan Nasional Lily Eskelsen Garcia mengatakan para guru ingin kembali mengajar di kelas, tetapi hanya kalau situasi sudah aman.
"Jadi, saya ingin Presiden Trump duduk di kursi belakang dalam kelas saya bersama 39 siswa dan menghirup udara yang sama. Saya ingin dia duduk di situ selama tujuh jam, lima hari seminggu, dan membiarkan anak-anak batuk dan bersin ke arahnya," kata Lily Eskelsen Garcia.
Sekolah-sekolah di Jerman, Korea Selatan dan banyak negara lain telah dibuka kembali, dengan langkah-langkah baru untuk mencegah penularan. Langkah-langkah tersebut, antara lain pemisahan, pemakaian masker dan pemeriksaan suhu tubuh; jarak antar siswa lebih lebar, pembersihan lebih sering dilakukan dan mencuci tangan.
Sekolah belum menjadi pusat penyebaran virus di negara-negara itu. Epidemi sudah bisa dikendalikan sebelum sekolah dibuka. Pakar kesehatan dari John Hopkins University Jennifer Nuzzo mengatakan situasinya berbeda dengan di Amerika.
BACA JUGA: Trump: Pedoman Pembukaan Sekolah ‘Sangat Tidak Praktis’"Dalam komunitas di mana jumlah kasus meningkat secara cepat, tidak mungkin membuka kembali sekolah dengan aman sampai penularan ini bisa di kendalikan. Ini penting," kata Jennifer.
Awal tahun ajaran sekolah hanya beberapa minggu lagi. Tidak banyak waktu untuk mengatasi wabah dan menyiapkan ruang kelas yang aman bagi siswa sekolah.[ew/ka]