Sementara Trump Menuju Asia Timur, Tillerson Lebih Keras terhadap Beijing

Menlu Rex Tillerson, berbicara di Pusat Strategi dan Studi Internasional hari Rabu, 18 Oktober 2017 di Washington, D.C. (foto: AP Photo/Jacquelyn Martin).

Setelah apa yang dikatakan pejabat Amerika, pertimbangan selama berbulan-bulan diantara tim keamanan nasional Presiden Donald Trump, Menteri Luar Negeri Rex Tillerson baru-baru ini menyampaikan sikap lebih tegas terhadap China dalam sebuah pidato penting beberapa minggu menjelang kunjungan kenegaraan Trump ke China.

"Amerika menghendaki hubungan yang konstruktif dengan China, tapi kita tidak ciut dari tantangan-tantangan China terhadap tatanan berbasis aturan di mana China mengikis kedaulatan negara-negara tetangga dan merugikan Amerika serta sahabat-sahabat kita," kata Tillerson dalam pidato kebijakan penting tanggal 18 Oktober di Pusat Studi Strategi dan Internasional (CSIS).

Komentar tersebut, yang juga menghantam reklamasi China yang terus berlanjut di Laut China Selatan, dipandang sebagai cerminan ketidaksabaran Amerika karena China tidak menghentikan tindakan agresifnya di Laut China Selatan, jalur perdagangan penting bagi ekonomi terbesar di dunia.

"Tindakan provokatif China di Laut China Selatan secara langsung menantang hukum dan norma internasional yang ditegakkan Amerika,” tambah Tillerson.

Komentar tegas diplomat tertinggi Amerika itu disampaikan sementara Presiden Trump bersiap-siap memulai lawatan pertamanya ke Vietnam dan Filipina, dua penggugat sengketa wilayah Laut China Selatan serta menghadiri KTT para pemimpin ASEAN.

Hari Senin, Duta Besar China untuk Amerika Serikat Cui Tiankai membalas dengan mengatakan Amerika seharusnya tidak berupaya campur tangan dalam upaya-upaya regional untuk menyelesaikan perselisihan di Laut China Selatan. [my]