Massa menyerang dan membunuh seorang pria Muslim yang merupakan bagian dari konvoi besar Muslim yang berusaha melarikan diri dari kerusuhan di ibukota Republik Afrika Tengah.
Saksi mata mengatakan sekelompok warga Kristen mengambil bagian dalam serangan di Bangui, Jumat, yang terjadi setelah pria itu jatuh dari sebuah truk yang membawa umat Islam ke luar kota. Saksi mata mengatakan para penyerang memutilasi tubuh pria itu.
Insiden itu terjadi dua hari setelah massa di Bangui membunuh seorang pria yang dicurigai sebagai pemberontak Muslim sebelum menyeret tubuhnya di jalan. Saksi mata mengatakan tentara Republik Afrika Tengah mengambil bagian dalam serangan itu.
Insiden ini menambah bukti ketegangan sektarian antara Kristen dan Muslim, menyusul penggulingan Presiden Francois Bozize tahun lalu.
Gerakan pemberontak Muslim Seleka menggulingkan Bozize pada bulan Maret. Sejak itu sebagian besar kekerasan di Republik Afrika Tengah adalah antara mantan pejuang Seleka dan sebagian besar milisi Kristen "anti-Balaka."
Orang-orang Muslim yang ketakutan melarikan diri dari Bangui Jumat, mencoba mencapai negara tetangga, Chad, negara yang mayoritas penduduknya Muslim.
Kantor berita Reuters mengatakan tentara penjaga perdamaian Perancis dan Afrika menggunakan gas air mata untuk membubarkan kerumunan yang berkumpul di sekitar korban Muslim itu.
Insiden itu terjadi dua hari setelah massa di Bangui membunuh seorang pria yang dicurigai sebagai pemberontak Muslim sebelum menyeret tubuhnya di jalan. Saksi mata mengatakan tentara Republik Afrika Tengah mengambil bagian dalam serangan itu.
Insiden ini menambah bukti ketegangan sektarian antara Kristen dan Muslim, menyusul penggulingan Presiden Francois Bozize tahun lalu.
Gerakan pemberontak Muslim Seleka menggulingkan Bozize pada bulan Maret. Sejak itu sebagian besar kekerasan di Republik Afrika Tengah adalah antara mantan pejuang Seleka dan sebagian besar milisi Kristen "anti-Balaka."
Orang-orang Muslim yang ketakutan melarikan diri dari Bangui Jumat, mencoba mencapai negara tetangga, Chad, negara yang mayoritas penduduknya Muslim.
Kantor berita Reuters mengatakan tentara penjaga perdamaian Perancis dan Afrika menggunakan gas air mata untuk membubarkan kerumunan yang berkumpul di sekitar korban Muslim itu.