Sekelompok penyerang bunuh diri bersenjata berat menyerbu sebuah pusat riset pertanian pemerintah dan asrama universitas yang bersebelahan dengannya di kota Peshawar, Pakistan Baratlaut hari Jumat (1/12), menewaskan sedikitnya 9 orang dan mencederai lebih dari 35 lainnya.
Polisi dan unit-unit kontraterorisme Pakistan segera mengepung kompleks tersebut di Peshawar dan memulai operasi penyelamatan. Baku tembak dengan teroris berlangsung beberapa jam dan menewaskan tiga militan.
Kepala kepolisian provinsi Salahuddin Mahsud mengatakan kepada wartawan bahwa para penyelidik sedang berupaya mengetahui apakah mayat ke-empat yang ditemukan di lokasi kejadian juga bagian dari kelompok penyerang. Ia mengatakan polisi dan anggota-anggota pasukan antiterorisme termasuk di antara para korban luka.
Banyak di antara korban serangan hari Jumat itu adalah mahasiswa dan mereka yang dirawat di rumah sakit kota mengalami luka tembak, kata para dokter.
Mahsud mengatakan pihak berwenang menemukan senjata api ringan dan amunisi, 20 granat tangan dan tiga rompi bunuh diri yang belum meledak di lokasi.
“Pasukan keamanan berhadapan dengan para pelaku dalam beberapa menit setelah serangan dimulai, mencegah mereka meledakkan rompi bunuh diri,” kata Mahsud. “Kalau tidak, korban tewas mungkin mencapai ratusan orang,” imbuhnya.
Kelompok terlarang Taliban Pakistan mengaku memerintahkan serangan maut itu. Kelompok antipemerintah Pakistan itu menyatakan menarget fasilitas yang terkait dengan dinas spionase Pakistan, ISI, dan menewaskan sejumlah petugasnya. Para pejabat membantah klaim itu yang mereka sebut sebagai propaganda.
Seorang juru bicara militer Pakistan mengatakan kepada wartawan bahwa para penyerang berkomunikasi dengan pemimpin mereka di Afghanistan selama pengepungan berlangsung.
Mayjen Asif Ghafoor menambahkan bahwa para pemimpin dan anggota Taliban Pakistan yang menjadi buronan, menggunakan wilayah Afghanistan untuk menyerang Pakistan. Ia mengatakan satu delegasi militer Afghanistan sekarang ini sedang mengunjungi Pakistan dan mengadakan pembicaraan dengan pejabat-pejabat tinggi militer mengenai peningkatan keamanan perbatasan untuk menghentikan serangan militan terhadap kedua sisi perbatasan.
Para saksi mata dan pejabat mengatakan para penyerang, semuanya lelaki, tiba di universitas itu pada pagi hari dengan mengenakan baju tradisional perempuan burka untuk menyembunyikan senjata dan bom mereka.
Militan melontarkan granat melalui jendela kamar-kamar asrama mahasiswa sebelum melepaskan tembakan ke arah mahasiswa yang masih tidur karena hari Jumat ini adalah libur hari besar Islam bertepatan dengan Maulid Nabi. [uh]