Sejumlah pria bersenjata melepaskan tembakan di Akademi Pelatihan Pasukan Keamanan Bandara (ASF), dekat bandara Karachi, Pakistan, Selasa (10/6).
Sejumlah pria bersenjata melancarkan serangan baru di dekat bandara internasional Karachi Pakistan, dua hari setelah serangan di bandara itu menewaskan sedikitnya 35 orang. Para pria bersenjata itu melepaskan tembakan hari Selasa (10/6), di Akademi Pelatihan Pasukan Keamanan Bandara (ASF).
Menurut koresponden VOA di Pakistan, para pejabat mengatakan pasukan keamanan "berhasil memukul mundur" para penyerang. Sumber-sumber militer mengatakan sekitar empat tersangka militan menyerang sarana itu. Mereka mengatakan para penyerang berhasil melarikan diri ke daerah kumuh di dekatnya dalam tembak-menembak dengan pasukan keamanan. Para pejabat mengatakan ada beberapa orang yang tewas dalam insiden tersebut.
Taliban Pakistan mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, yang mendorong para pejabat untuk secara singkat menutup bandara itu seperti yang mereka lakukan setelah serangan hari Minggu.
Kelompok militan itu juga telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan hari Minggu.
Hari Selasa (10/6), Menteri Dalam Negeri Nisar Ali Khan mengatakan penyerang hari Minggu itu membawa peluncur roket dan granat berpeluncur roket. Dia mengatakan kepada parlemen nasional para penyerang mencoba menghancurkan pesawat tetapi dicegah melakukannya oleh personel ASF yang mengorbankan hidup mereka untuk "menyelamatkan aset nasional."
Menteri Dalam Negeri juga mengatakan para penyerang membawa sejumlah besar makanan dan obat-obatan - apa yang ia sebut indikasi bahwa para penyerang telah berencana untuk menciptakan situasi penyanderaan.
Insiden ini telah mendorong para pejabat menangguhkan penerbangan ke dan dari bandara itu, lokasi serangan mematikan hari Minggu (8/6) oleh Taliban Pakistan.
Para pejabat mengatakan 10 pria bersenjata termasuk diantara yang tewas, serta tujuh pekerja, yang tubuhnya ditemukan hari Selasa (10/6) di sebuah gudang di bandara. Para penyelidik mengatakan mayat para pekerja perusahaan kargo itu dalam keadaan sudah terbakar hingga tak bisa dikenali. Para pekerja itu mencari perlindungan di fasilitas tersebut, namun sarana itu dilalap api pada saat orang-orang bersenjata menyerang bandara itu.
Dalam perkembangan lain, militer Pakistan melakukan serangkaian serangan udara hari Selasa (10/6) terhadap yang dicurigai sasaran militan di wilayah Khyber, Pakistan barat laut. Militer mengatakan setidaknya 25 "teroris" tewas dalam serangan tersebut.
Menurut koresponden VOA di Pakistan, para pejabat mengatakan pasukan keamanan "berhasil memukul mundur" para penyerang. Sumber-sumber militer mengatakan sekitar empat tersangka militan menyerang sarana itu. Mereka mengatakan para penyerang berhasil melarikan diri ke daerah kumuh di dekatnya dalam tembak-menembak dengan pasukan keamanan. Para pejabat mengatakan ada beberapa orang yang tewas dalam insiden tersebut.
Taliban Pakistan mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, yang mendorong para pejabat untuk secara singkat menutup bandara itu seperti yang mereka lakukan setelah serangan hari Minggu.
Kelompok militan itu juga telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan hari Minggu.
Hari Selasa (10/6), Menteri Dalam Negeri Nisar Ali Khan mengatakan penyerang hari Minggu itu membawa peluncur roket dan granat berpeluncur roket. Dia mengatakan kepada parlemen nasional para penyerang mencoba menghancurkan pesawat tetapi dicegah melakukannya oleh personel ASF yang mengorbankan hidup mereka untuk "menyelamatkan aset nasional."
Menteri Dalam Negeri juga mengatakan para penyerang membawa sejumlah besar makanan dan obat-obatan - apa yang ia sebut indikasi bahwa para penyerang telah berencana untuk menciptakan situasi penyanderaan.
Insiden ini telah mendorong para pejabat menangguhkan penerbangan ke dan dari bandara itu, lokasi serangan mematikan hari Minggu (8/6) oleh Taliban Pakistan.
Para pejabat mengatakan 10 pria bersenjata termasuk diantara yang tewas, serta tujuh pekerja, yang tubuhnya ditemukan hari Selasa (10/6) di sebuah gudang di bandara. Para penyelidik mengatakan mayat para pekerja perusahaan kargo itu dalam keadaan sudah terbakar hingga tak bisa dikenali. Para pekerja itu mencari perlindungan di fasilitas tersebut, namun sarana itu dilalap api pada saat orang-orang bersenjata menyerang bandara itu.
Dalam perkembangan lain, militer Pakistan melakukan serangkaian serangan udara hari Selasa (10/6) terhadap yang dicurigai sasaran militan di wilayah Khyber, Pakistan barat laut. Militer mengatakan setidaknya 25 "teroris" tewas dalam serangan tersebut.