Serangan Teror Global Menurun 33 Persen pada 2018

Beberapa bom di dalam sebuah kendaraan yang digunakan para militan ISIS dalam serangan bom bunuh diri, tampak setelah dijinakan oleh tim penjinak bom di Raqqa, Suriah, 18 Oktober 2017.

Studi baru yang diadakan oleh perusahaan analisis pertahanan menunjukkan bahwa jumlah serangan teroris di seluruh dunia turun 33 persen pada 2018. Selain itu, korban kematian karena serangan teroris turun ke tingkat paling rendah dalam 10 tahun.

Jane’s Terrorism and Insurgency Center mengatakan hal itu pada Rabu (23/1), saat merilis Indeks Serangan Global. Katanya, penurunan jumlah serangan dan jumlah korban disebabkan berkurangnya aksi-aksi kekerasan di Suriah, di mana pemerintah telah merebut kembali kawasan yang semula dikuasai ISIS.

Serangan oleh ISIS sepanjang 2018 juga turun hampir 75 persen, dibanding tahun sebelumnya.

Studi itu menyimpulkan, selain di Suriah, ISIS juga menderita kekalahan di Irak, “yang secara nyata mengurangi kemampuan kelompok militan itu untuk beroperasi, dan hanya bisa melakukan aksi-aksi pemberontakan tingkat rendah.”

Walaupun aksi kekerasan turun di Suriah, Afghanistan masih merupakan negara yang paling berbahaya di seluruh dunia karena banyaknya korban penduduk sipil. Kata laporan Jane’s itu jumlah serangan meningkat hampir 30 persen tahun lalu, dan jumlah korban naik 80 persen. [ii]