Serangan Udara atas Marawi Tewaskan 11 Tentara Filipina

  • Associated Press

Marinir Filipina menaiki pesawat di Manila, untuk diberangkatkan menuju Marawi, Filipina selatan guna bertempur melawan militan Maute yang berafiliasi dengan kelompok ISIS, Kamis (1/6).

Pesawat pembom Filipina secara tidak sengaja menewaskan 11 tentara dan mencederai 7 lainnya. Pejabat keamanan mengatakan hari Kamis (1/6) peristiwa itu terjadi selagi tentara Filipina berusaha mengakhiri pendudukan yang dilakukan 500 ekstremis yang terkait dengan ISIS di kota Marawi di Filipina bagian selatan, salah satu serangan militan yang paling nekad di Asia Tenggara dalam beberapa tahun terakhir ini.

Juru bicara tentara Filipina, Brigjen Restituto Padilla mengatakan pesawat jet tempur Marchetti S-211 itu melakukan misi pemboman terhadap posisi-posisi militan di Marawi hari Rabu ketika sebuah bom secara tidak disengaja menghantam tentara yang sedang terlibat dalam pertempuran jarak dekat dengan ekstremis yang menguasai gedung-gedung dan rumah-rumah.

Pesawat itu telah melakukan tiga kali pemboman yang tepat sasaran, sebelum menjatuhkan sebuah bom yang justru mengenai posisi tentara Filipina.

Padilla mengatakan militer Filipina telah memerintahkan penyelidikan terhadap serangan yang salah sasaran itu, yang mencerminkan kesulitan yang dihadapi oleh pasukan pemerintah untuk mengatasi pemberontakan, meskipun memiliki keunggulan dalam jumlah personil maupun persenjataan.

"Meskipun prosedur ketat telah diberlakukan, insiden seperti itu bisa terjadi bahkan di kalangan angkatan bersenjata terbaik, sebuah kasus serangan keliru yang justru menghantam pasukan kita sendiri," kata Padilla kepada Associated Press.

Panglima militer Filipina, Jenderal Eduardo Ano telah memerintahkan penyelidikan untuk mencegah terjadinya insiden lainnya, kata Padilla.

Pasukan pemerintah Filipina, yang didukung oleh lebih dari 30 pesawat tempur, terus maju menggempur posisi-posisi militan yang masih tersisa. 89 orang militan telah tewas dalam pertempuran sengit dan beberapa orang lainnya menyerah. Para militan yang menyerah memberikan informasi intelijen kepada militer.

Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana mengatakan sekitar 500 militan, termasuk pejuang asing, menduduki Marawi, kota yang memiliki banyak masjid dan merupakan jantung agama Islam di Filipina Selatan.

Sekitar 50 sampai 100 militan memberikan perlawanan paling gigih di gedung-gedung yang letaknya berseberangan dengan balai kota Marawi, di mana ratusan tentara telah dikerahkan. Kehadiran penembak-penembak jitu dan gedung-gedung yang menghalangi tembakan meriam membuat sulit bagi tentara untuk mengakhiri pertempuran, kata Lorenzana yang ingin menyelesaikan krisis ini selambat-lambatnya hari Jumat (2/6).

120 militan telah tewas dalam pertempuran sejak tanggal 23 Mei, ketika penggerebekan yang dilakukan tentara untuk menangkap militan paling dicari di Asia, Isnilon Hapilon, menemui kegagalan dan memicu pendudukan kota Marawi oleh militan. Menurut Lorenzana, dua puluh tiga dari militan yang tewas telah diidentifikasi sebagai warga Filipina. Delapan militan yang tewas diidentifikasi sebagai pejuang asing, termasuk seorang warga Chechnya, seorang warga Yaman, dan beberapa warga Indonesia dan Malaysia. Presiden Rodrigo Duterte mengatakan ia telah memerintahkan agar tentara menyapu bersih semua militan.

Sekurang-kurangnya 25 tentara, lima polisi, dan lebih dari 24 warga sipil telah tewas dalam bentrokan itu.

Duterte memberlakukan undang-undang darurat di wilayah Mindanao, yang merupakan sepertiga wilayah Filipina, untuk menumpas pemberontakan, dan mengerahkan lebih dari 3.000 tentara angkatan darat, marinir, dan angkatan udara ke medan pertempuran.

Para pejabat mengatakan tentara telah membersihkan sekitar 90 persen Marawi, kota di pinggir danau dengan pemandangan indah, dengan lebih dari 200 ribu penduduk yang banyak di antaranya telah mengungsi ke kamp-kamp yang padat penghuni di kota-kota sekitarnya. Sekitar 2.000 orang diyakini masih terjebak di rumah-rumah mereka di dekat lokasi pertempuran sementara sekitar seribu orang telah diselamatkan polisi dan tentara dari desa-desa yang telah dibersihkan dari ekstremis bersenjata.

Bentrokan di Marawi meningkatkan kekhawatiran bahwa ideologi kekerasan ISIS telah berakar di pulau-pulau Filipina selatan, di mana pemberontakan separatis Muslim telah merebak selama lebih dari setengah abad.

Peta kota Marawi di Filipina selatan (foto: ilustrasi).