Kepolisian Kolumbia mengatakan beberapa warga negaranya yang terlibat dalam pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise direkrut oleh empat perusahaan dan melakukan perjalanan ke negara di Karibia itu dalam dua kelompok, melalui Republik Dominika.
Kepolisian Nasional Haiti Leon Charles mengatakan 17 tersangka telah ditangkap dalam pembunuhan itu.
Dalam konperensi pers di Ibu Kota Bogota, Jendral Jorge Luis Vargas Valencia, mengatakan empat perusahaan telah terlibat dalam “merekrut, mengumpulkan orang-orang” yang terlibat dalam pembunuhan ini, meskipun ia tidak mengidentifikasi perusahaan-perusahaan itu karena namanya sedang diverifikasi.
Dua tersangka melakukan perjalanan ke Haiti melalui Panama dan Republik Dominika, ujar Vargas. Sementara kelompok kedua yang terdiri dari 11 orang tiba di Haiti pada tanggal 4 Juli melalui Republik Dominika.
Vargas menjanjikan kerja sama penuh Kolumbia setelah Haiti mengatakan sekitar enam tersangka, termasuk dua dari tiga yang tewas, adalah pensiunan personil tentara Kolumbia yang dilatih Amerika.
Tentara Kolumbia banyak direkrut oleh perusahaan keamanan swasta di zona konflik dunia karena pengalaman mereka dalam memerangi pemberontak sayap kiri dan kartel narkoba.
Istri seorang mantan tentara Kolumbia yang ditahan mengatakan ia direkrut oleh sebuah perusahaan keamanan untuk melakukan perjalanan ke Republik Dominika Juni lalu. Perempuan, yang diidentifikasi hanya sebagai Yuli ini, mengatakan kepada Radio W Kolumbia bahwa suaminya,
BACA JUGA: Polisi Haiti Tahan 17 Anggota Tim Pembunuh Presiden MoïseFransisco Uribe, telah disewa seharga $2.700 dolar oleh sebuah perusahaan bernama CTU, untuk melakukan perjalanan ke Republik Dominika. Di sana ia diberitahu bahwa ia akan memberi perlindungan pada beberapa orang keluarga kuat. Yuli terakhir kali berbicara dengan suaminya pada pukul 22.00 waktu setempat pa hari Rabu (7/7), hampir sehari setelah pembunuhan Moise, dan ia sedang berjaga-jaga di sebuah rumah di mana ia dan beberapa orang lainnya tinggal.
“Keesokan harinya ia menulis pesan yang mengisyaratkan perpisahan,” ujar perempuan itu. “Mereka buron. Mereka telah diserang. Itu kontak terakhir yang saya punya.”
Perempuan itu mengatakan ia hanya tahu sedikit tentang kegiatan suaminya dan tidak menyadari bahwa Uribe bahkan telah melakukan perjalanan ke Haiti.
Uribe sedang diselidiki atas dugaan perannya dalam pembunuhan di luar proses hukum oleh tentara Kolumbia lebih dari sepuluh tahun lalu. Catatan pengadilan Kolumbia menunjukkan ia dan beberapa tentara lain pada tahun 2008 dituduh membunuh seorang warga sipil, yang kemudian mereka coba klaim sebagai penjahat yang tewas dalam pertempuran.
Selain warga Kolumbia itu, di antara mereka yang ditahan polisi adalah dua warga Amerika keturunan Haiti, yang digambarkan sebagai penerjemah bagi para penyerang. Beberapa tersangka ditangkap dalam penggerebekan di Kedutaan Besar Taiwan di mana mereka diyakini mencari perlindungan. [em/ah]