Sierra Leone Tutup Ibukota untuk Berantas Ebola

Sebuah papan pengumuman "Stop Ebola" dipasang di kota Freetown, Sierra Leone (foto: dok).

Penutupan secara nasional ibukota Freetown, diumumkan oleh pemerintah Sierra Leone mulai hari Jumat (27/3) sampai Minggu malam.

Warga di Sierra Leone diperintahkan untuk tetap tinggal di rumah akhir pekan ini, sementara pihak berwenang melakukan upaya lain untuk mengakhiri epidemi Ebola yang sudah menewaskan lebih dari 3.000 orang di negara itu.

Penutupan secara nasional yang diumumkan oleh pemerintah itu dimulai hari Jumat sampai Minggu malam.

Sementara itu pekerja kesehatan akan datang dari rumah ke rumah untuk mencari pasien Ebola yang tidak diketahui dan mengingatkan warga bagaimana mencegah penyebaran virus mematikan itu.

Alfred Palo Conteh yang memimpin pusat penanggulangan Ebola di negara itu mengatakan kepada para wartawan bahwa pekerja kesehatan juga bermaksud melawanrasa puas akan penanggulangan.

Ebola telah menginfeksi sekitar 12 ribu orang di Sierra Leone, lebih banyak dibandingkan negara lainnya. Jumlah penderita telah menurun tajam dalam beberapa bulan terakhir tapi 33 kasus baru dilaporkan minggu lalu, sebagian besar di sekitar ibukota Freetown dan di bagian utara dekat perbatasan dengan Guinea.

Guinea masih terus melawan peningkatan kasus-kasus baru tapi perebakan itu hampir berhenti di Liberia dimana diketahui hanya ada satu penderita.

Bulan September lalu, Sierra Leone negara berpenduduk 6 juta orang melakukan penutupan serupa yang mengungkap puluhan pasien Ebola yang sebelumnya tidak diketahui.

Epidemi Ebola telah menewaskan lebih dari 10 ribu orang di ketiga negara sejak kasus pertama muncul di Guinea akhir tahun 2013.

Penyakit itu menyebar lewat kontak dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi.