Siprus dan Amerika Serikat telah menandatangani perjanjian kerangka kerja sama pertahanan yang menguraikan cara-cara kedua negara dapat meningkatkan responnya terhadap krisis kemanusiaan regional dan masalah keamanan, termasuk yang timbul dari perubahan iklim.
Menteri Pertahanan Siprus Vassilis Palmas dan Asisten Menteri Pertahanan AS untuk Urusan Keamanan Internasional Celeste Wallander memuji perjanjian itu pada hari Senin (9/9) sebagai tonggak sejarah lain dalam hubungan Siprus-AS. Hubungan yang berkembang dalam beberapa tahun terakhir ini pada tahun 2022 telah menghasilkan pencabutan embargo senjata AS. Embargo tersebut telah berlangsung selama beberapa dekade yang diberlakukan di negara pulau Mediterania timur itu.
“Republik Siprus adalah mitra yang kuat bagi Amerika Serikat, di Eropa dan Mediterania Timur, dan memainkan peran penting di persimpangan Eropa, Afrika Utara, dan Timur Tengah,” kata Wallander setelah pembicaraan dengan Palmas.
Pejabat AS tersebut memuji Siprus yang bertindak sebagai tempat berlindung bagi warga sipil Amerika yang dievakuasi dari Sudan dan Israel tahun lalu dan atas peran kuncinya dalam membangun koridor maritim menuju Gaza yang telah mengirimkan lebih dari 20 juta pound bantuan kemanusiaan ke wilayah Palestina.
“Jelas bahwa Siprus sejalan dengan Barat,” kata Wallander.
Palmas mengatakan Siprus akan terus membangun “kerja sama pertahanan bilateral yang lebih dekat, lebih kuat, dan bermanfaat dengan Amerika Serikat.”
Menurut pernyataan bersama, perjanjian tersebut juga merencanakan kerja sama dalam menangani “tindakan jahat” dan memperkuat cara-cara bagi militer Siprus untuk beroperasi lebih lancar dengan pasukan AS. [my/jm]