Anggota parlemen dan pejabat militer di Somalia mengatakan penarikan pasukan Amerika dari negara itu, seperti dilaporkan telah diusulkan Presiden Donald Trump, akan menjadi bencana dan bisa mengundang keberanian al-Shabab dan kelompok teroris lainnya.
Sekretaris Komisi Pertahanan Majelis Tinggi Somalia, Senator Ahmed Hashi, mengatakan usul tersebut sama dengan "Amerika di bawah Trump berpaling dari Somalia pada saat kritis."
"Sementara negara ini menuju pemilu dan ancaman teroris tetap kuat, ini adalah saat paling kritis ketika kami membutuhkan dukungan Amerika," ujar Hashi kepada VOA. Pemilu parlemen Somalia dijadwalkan akhir Desember, sedangkan pemilihan presiden pada Februari.
BACA JUGA: 5 Tewas dalam Pemboman di Mogadishu, SomaliaHarian New York Times melaporkan pekan ini bahwa Presiden Trump berencana menarik hampir semua dari 700 personel militer Amerika yang sedang melakukan pelatihan dan misi kontraterorisme di Somalia. Laporan itu menyebutkan Trump juga berencana mengurangi pasukan secara tajam di Afghanistan dan Irak.
Hashi, yang juga mantan pejabat senior militer Somalia, mengatakan penarikan pasukan dari Somalia akan menjadi "pukulan telak bagi Tentara Somalia".
Amerika juga kerap melangsungkan serangan udara terhadap Al Shabab, yang dimulai sejak pemerintahan Presiden Barack Obama dan semakin meningkat sejak Trump menjabat tahun 2017.
Menurut laporan New York Times itu, rencana penarikan pasukan dari Somalia mungkin tidak akan berlaku bagi pasukan Amerika yang ditempatkan di dekat Kenya dan Djibouti, yang menjadi pangkalan pesawat-pesawat nirawak yang kerap melakukan serangan udara.
Presiden Somalia Mohamed Abdullahi Farmajo bulan lalu menyampaikan dukungan untuk mempertahankan pasukan Amerika di negara itu. Ia mengatakan dukungan militer Amerika telah membuat negara itu berhasil melawan Al Shabab, dan menyerukan kemitraan keamanan berkelanjutan dan dukungan untuk membangun kapasitas negara itu. [ka/lt]