Kota Surabaya menjadi tempat persinggahan wisatawan asing yang menumpang kapal pesiar internasional.
SURABAYA —
Sekitar 50 turis Amerika dan Eropa, yang merupakan penumpang kapal pesiar Seabourn Odyssey, mengunjungi beberapa obyek wisata dan bangunan cagar budaya di Kota Surabaya, Rabu (20/3).
Dalam sebulan terakhir sudah dua kapal pesiar yang merapat di Pelabuhan Tanjung Perak, yakni kapal pesiar MV Rotterdam dan Seabourn Odyssey.
Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Jawa Timur, Narto mengatakan, dipilihnya Surabaya sebagai tempat tujuan wisata para turis asing ini, karena sebagian menganggap Surabaya memiliki daya tarik yang berbeda dibandingkan kota besar lainnya seperti Jakarta.
“Mereka tahu, sebagai kota terbesar terbesar di Indonesia, mereka ingin tahu bagaimana sih Surabaya itu, dan di Internet dan seterusnya mereka sudah melihat, oh Surabaya ternyata lebih menarik daripada Jakarta yang sering macet dan seterusnya,” ujarnya.
Pada wisata kota di Surabaya, para penumpang kapal pesiar Seabourn Odyssey ini mengunjungi patung Joko Dolog, Monumen Kapal Selam, Kebun Binatang Surabaya, pasar bunga Kayoon, serta Balai Kota Surabaya, yang merupakan gedung peninggalan kolonial Belanda.
Mereka disuguhi berbagai atraksi, seperti tarian Reog Ponorogo dan Jaranan, tari Lenggang Surabaya, serta disuguhi aneka jajanan khas Surabaya dan Jawa Timur.
Menurut turis asal Amerika Serikat, Robert Stevensen, dirinya sangat menyukai pengalaman berkunjung ke Surabaya, terlebih dengan pengalaman menaiki kepala harimau pada dadak merak penari Reog Ponorogo.
“Ini pengalaman yang sangat menyenangkan, berada diatas kepala harimau tadi. Ini tidak ada di negara saya. Ya, saya agak takut tapi sangat menyenangkan,” ujarnya.
Kesan sebagai negara dan kota yang ramah diutarakan oleh Eugene, turis asal Ukraina yang baru pertama kali berkunjung ke Surabaya.
“Ini negara yang sangat bersahabat, dan warganya pun sangat ramah dan bersahabat. Saya sangat senang berkunjung ke sini,” ujarnya.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Surabaya, Wiwik Widyawati mengatakan, ke depan Pemerintah Kota akan terus memperbaiki kemasan pariwisata di Surabaya, agar semakin banyak wisatawan mancanegara yang berkunjung.
“Selain bangunan tua, kita masih harus memberikan kemasan-kemasan lain, sehingga setiap kali mereka datang ada hal-hal yang unik, ada hal-hal yang baru,” ujarnya.
Dalam sebulan terakhir sudah dua kapal pesiar yang merapat di Pelabuhan Tanjung Perak, yakni kapal pesiar MV Rotterdam dan Seabourn Odyssey.
Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Jawa Timur, Narto mengatakan, dipilihnya Surabaya sebagai tempat tujuan wisata para turis asing ini, karena sebagian menganggap Surabaya memiliki daya tarik yang berbeda dibandingkan kota besar lainnya seperti Jakarta.
“Mereka tahu, sebagai kota terbesar terbesar di Indonesia, mereka ingin tahu bagaimana sih Surabaya itu, dan di Internet dan seterusnya mereka sudah melihat, oh Surabaya ternyata lebih menarik daripada Jakarta yang sering macet dan seterusnya,” ujarnya.
Pada wisata kota di Surabaya, para penumpang kapal pesiar Seabourn Odyssey ini mengunjungi patung Joko Dolog, Monumen Kapal Selam, Kebun Binatang Surabaya, pasar bunga Kayoon, serta Balai Kota Surabaya, yang merupakan gedung peninggalan kolonial Belanda.
Mereka disuguhi berbagai atraksi, seperti tarian Reog Ponorogo dan Jaranan, tari Lenggang Surabaya, serta disuguhi aneka jajanan khas Surabaya dan Jawa Timur.
“Ini pengalaman yang sangat menyenangkan, berada diatas kepala harimau tadi. Ini tidak ada di negara saya. Ya, saya agak takut tapi sangat menyenangkan,” ujarnya.
Kesan sebagai negara dan kota yang ramah diutarakan oleh Eugene, turis asal Ukraina yang baru pertama kali berkunjung ke Surabaya.
“Ini negara yang sangat bersahabat, dan warganya pun sangat ramah dan bersahabat. Saya sangat senang berkunjung ke sini,” ujarnya.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Surabaya, Wiwik Widyawati mengatakan, ke depan Pemerintah Kota akan terus memperbaiki kemasan pariwisata di Surabaya, agar semakin banyak wisatawan mancanegara yang berkunjung.
“Selain bangunan tua, kita masih harus memberikan kemasan-kemasan lain, sehingga setiap kali mereka datang ada hal-hal yang unik, ada hal-hal yang baru,” ujarnya.