Tokoh demokrasi Burma Aung San Suu Kyi memberi pidato bersejarah di hadapan parlemen Inggris hari Kamis, setelah pertemuan sebelumnya dengan Perdana Menteri David Cameron.
Pidato pemenang Hadiah Nobel di gedung bersejarah Westminster Hall dari abad ke-11 itu berlangsung dalam kunjungan pertamanya ke Inggris sejak meninggalkan negara itu 24 tahun lalu untuk memimpin gerakan pro-demokrasi Burma.
Aung San Suu Kyi mengatakan kini adalah waktunya untuk menegakkan kembali demokrasi sejati di Burma. Ia menambahkan, jika segala sesuatunya tidak dilakukan dengan benar, mungkin baru puluhan tahun lagi kesempatan berikutnya akan muncul.
Aung San Suu Kyi memuji reformasi yang terjadi di bawah Presiden Thein Sein, tapi ia mengatakan “tanpa lembaga-lembaga yang kuat, proses itu tidak akan bisa bertahan.”
Ia menghimbau Inggris mempertimbangkan apa yang bisa dilakukannya untuk membantu membangun lembaga-lembaga yang diperlukan untuk mendukung demokrasi parlementer negara itu.
Aung San Suu Kyi, yang menghabiskan sebagian besar masa 20 tahun dalam tahanan di bawah bekas pemerintah militer Burma, sebelumnya bertemu dengan Perdana Menteri David Cameron di kediaman resminya, Downing Street No. 10.
Keduanya bertemu terakhir kali di Burma bulan April, ketika Cameron mengumumkan pencabutan sanksi-sanksi terhadap Burma sebagai pengakuan atas reformasi politik baru-baru ini di negara itu.
Pemerintah Inggris hari Kamis mengumumkan bahwa Presiden Burma Thein Sein akan datang ke London dalam beberapa bulan ini untuk pembicaraan dengan Perdana Menteri Cameron.
Aung San Suu Kyi mengatakan kini adalah waktunya untuk menegakkan kembali demokrasi sejati di Burma. Ia menambahkan, jika segala sesuatunya tidak dilakukan dengan benar, mungkin baru puluhan tahun lagi kesempatan berikutnya akan muncul.
Aung San Suu Kyi memuji reformasi yang terjadi di bawah Presiden Thein Sein, tapi ia mengatakan “tanpa lembaga-lembaga yang kuat, proses itu tidak akan bisa bertahan.”
Ia menghimbau Inggris mempertimbangkan apa yang bisa dilakukannya untuk membantu membangun lembaga-lembaga yang diperlukan untuk mendukung demokrasi parlementer negara itu.
Aung San Suu Kyi, yang menghabiskan sebagian besar masa 20 tahun dalam tahanan di bawah bekas pemerintah militer Burma, sebelumnya bertemu dengan Perdana Menteri David Cameron di kediaman resminya, Downing Street No. 10.
Keduanya bertemu terakhir kali di Burma bulan April, ketika Cameron mengumumkan pencabutan sanksi-sanksi terhadap Burma sebagai pengakuan atas reformasi politik baru-baru ini di negara itu.
Pemerintah Inggris hari Kamis mengumumkan bahwa Presiden Burma Thein Sein akan datang ke London dalam beberapa bulan ini untuk pembicaraan dengan Perdana Menteri Cameron.