Tahun 2020 Tahun Sulit bagi Pekerja Kapal Pesiar

  • Made Yoni

Kapal Pesiar "The Grand Princess" tiba di San Francisco, 9 Maret 2020. (AP Photo/Noah Berger)

Hampir setahun sejak para pekerja Indonesia dipulangkan oleh perusahaan-perusahaan kapal pesiar tempat mereka bekerja karena perebakan virus corona dan penghentian global kegiatan kapal pesiar.

Menjelang tahun 2021 para agen dan pekerja kapal pesiar Indonesia berharap vaksin akan memulihkan kembali kegiatan kapal pesiar dan lapangan kerja bagi pekerja Indonesia.

Sebagian besar pekerja Indonesia di kapal-kapal pesiar berbendera asing direkrut oleh para agen. Secara resmi ada 60 agen kapal pesiar yang tercatat di Indonesia dan 12 di antaranya berkantor di Bali.

Your browser doesn’t support HTML5

Tahun 2020 Tahun Sulit bagi Pekerja Kapal Pesiar

Salah satu agen kapal pesiar ini adalah PT. Ratu Oceania Raya Bali yang menangani kapal pesiar RCCL, Celebrity, Azamara, Pullmantur, Disney, Oceania, Regent, Carnival UK dan Viking cruise line.

Nengah Yasa Adi Susanto, Direksi PT. Ratu Oceania Raya Bali mengatakan sampai sekarang kapal-kapal pesiar umumnya masih menunda perekrutan pekerja karena masih belum pulihnya operasi kapal dan pandemi.

Nengah Yasa Adi Susanto, Direksi PT. Ratu Oceania Raya Bali, Agen kapal pesiar di Bali. (Foto: pribadi)

"Perusahaan-perusahaan yang kami tangani terus menunda pelayaran mereka contohnya Disney Cruise Line, mereka sebenarnya dari bulan September ingin buka tapi ternyata banyak kendala, di Amerika banyak yang terkena virus, sehingga terus ditunda sampai akhirnya mereka confirm akan buka tanggal 28 Februari 2021," jelasnya.

Penundaan-penundaan ini menyebabkan para pekerja kapal pesiar beralih ke sektor lain.

“Banyak yang beralih ke pekerjaan lain, sementara baik dari serabutan atau kasar mereka ambil untuk memenuhi hidup mereka. Jadi mereka yang sebelumnya biasa mendapat gaji dolar, seperti saudara dan keponakan saya, delapan bulan tidak bekerja sehingga mau tidak mau pekerjaan apapun diambil,” imbuhnya.

Tapi Herry Susanto seorang Head Bartender yang sudah 20 tahun bekerja di kapal pesiar Norwegian Cruise Line (NCL) mendapati sulit beralih pada pekerjaan lain. Ia sudah enam bulan lebih tidak bekerja karena penundaan operasi kapal.

Herry Susanto Head Bartender Kapal Pesiar NCL. (Foto: pribadi)

“Sementara hanya menunggu pandemi selesai dan pelaut bisa bekerja kembali. Ingin terjun ke bisnis harus di pikir-pikir dahulu,” tuturnya.

Meski demikian sejak bulan September beberapa perusahaan kapal pesiar telah memanggil kembali ratusan pekerja Indonesia untuk pergantian personil meskipun kapal pesiar itu belum beroperasi untuk wisatawan. Mereka yang beruntung bisa kembali bekerja harus menjalani prosedur kesehatan yang ketat, dan diwajibkan menjalani karantina di hotel yang ditunjuk perusahaan.

I Dewa Putu Susila, Ketua Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI) Cabang Bali yang memantau proses ini mengatakan, “Mereka yang akan berangkat yang tinggal di hotel ini, benar-benar mereka yang sudah mengikuti swab test dan dinyatakan negatif, kemudian mereka harus tinggal selama 14 hari dengan penjagaan ketat, tidak boleh keluar juga tidak diperbolehkan mendapat titipan dari keluarga dan selama di hotel mereka mendapat medical check up sesuai dengan permintaan pihak kapal.”

I Dewa Putu Susila Ketua KPI Bali. (Foto: pribadi)

Meskipun kesempatan kerja di kapal pesiar belum sepenuhnya pulih para pekerja Indonesia sebagian besar tetap menganggap bekerja di kapal pesiar lebih menjanjikan dibandingkan dengan pekerjaan lainnya.

“Dari sekitar 26 ribu pelaut yang terdaftar di Bali saja sekitar 16 triliun per tahun, devisa yang di bawa ke Bali. Kalau untuk Indonesia mungkin bisa sekian kali lipatnya, kalau melihat jumlahnya,” kata Putu Susila.

Meskipun tahun 2020 menjadi tahun kelam bagi sektor kapal pesiar tapi para agen yakin vaksin akan mempercepat pemulihan industri ini.

“Perlahan-lahan akan bangkit kembali, kuncinya sekarang kan di vaksin, kalau vaksinasi dilakukan tentunya orang-orang yang akan bepergian dengan kapal pesiar akan lebih percaya diri. Kalau vaksin itu belum direalisasikan di dunia tentu wisatawan masih akan trauma,” jelas Nengah Yasa.

Sektor industri layanan kapal pesiar Indonesia berharap tahun 2021 akan lebih baik dari 2020. [my/em]