Taiwan mengamati dengan cermat perang Israel-Hamas untuk mengambil pelajaran sewaktu menghadapi upaya intimidasi dari China.
Hamas melancarkan serangan besar-besaran ke Israel akhir pekan lalu, menewaskan ratusan orang di Israel dan menculik puluhan orang ke Gaza sebagai sandera. Sebagai balasannya, Israel melancarkan serangan udara yang menghancurkan Gaza. Konflik terbaru, yang telah merenggut sedikitnya 2.400 nyawa di kedua belah pihak, diperkirakan akan meningkat.
Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng, mengatakan pada hari Kamis (12/10) bahwa perang Hamas-Israel yang “meledak begitu tiba-tiba,” mendorong Taiwan untuk meningkatkan kemampuannya dalam memperkirakan kemungkinan ancaman.
“Kami telah membentuk kelompok kerja untuk mempelajari dan memperkuat pentingnya pengumpulan informasi intelijen,” katanya menjelang pertemuan legislatif.
China, yang mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya, semakin banyak melakukan latihan militer besar-besaran di udara dan perairan sekitar Taiwan seiring meningkatnya ketegangan antara keduanya dan dengan Amerika Serikat. AS adalah pemasok senjata utama Taiwan dan menentang segala upaya untuk mengubah status Taiwan dengan kekerasan.
Pemerintah China lebih suka kalau Taiwan berada di bawah kendalinya secara sukarela dan bulan lalu meluncurkan rencana pembangunan proyek percontohan zona terpadu di provinsi Fujian, dalam upaya untuk menarik perhatian masyarakat Taiwan. Meski demikian, Beijing juga mengancam akan menguasai pulau itu dengan kekerasan jika perlu.
Seperti Israel, Taiwan memelihara hubungan diplomatik dan militer yang erat dengan AS dan menolak tuntutan China agar negara tersebut menerima pemerintahan Partai Komunis, yang pemimpinnya, Xi Jinping, telah memperpanjang kekuasaannya tanpa batas waktu dan menindak keras para pendukung kebebasan berpendapat dan HAM.
BACA JUGA: Situasi ‘Tak Terkendali,’ Taiwan Khawatirkan Intensitas Latihan Militer ChinaKementerian Luar Negeri Taiwan juga menyatakan dukungannya terhadap Israel dalam menghadapi serangan Hamas dan menyatakan mengutuk keras kekerasan terhadap warga sipil. Pihak berwenang juga melakukan kontak dengan lebih dari 130 warga Taiwan yang tinggal atau bepergian di Israel.
Taiwan telah mendesak warganya untuk menghindari perjalanan ke Israel dan mengingatkan mereka yang sudah berada di sana untuk mengambil tindakan pencegahan demi keselamatan mereka.
Invasi penuh Rusia ke Ukraina juga menimbulkan kekhawatiran bahwa China akan mengambil tindakan terhadap Taiwan, mungkin dengan dukungan Moskow. [ab/uh]