Sebuah pukulan keras pada bola untuk melampiaskan kekesalan setelah servisnya dipatahkan membawa akhir yang sensasional bagi Novak Djokovic dalam turnamen tenis AS Terbuka, Minggu (6/9). Kantor berita Reuters melaporkan, petenis nomor satu dunia itu didiskualifikasi karena setelah bola yang dipukulnya mengenai bagian leher hakim garis.
Momen dramatis terjadi ketika petenis itu kesal karena kalah 5-6 dari petenis Spanyol Pablo Carreno Busta di set pertama dari rencana empat set pada laga di Stadion Arthur Ashe.
Insiden yang harusnya tak berbahaya itu menjadi petaka ketika bola yang dipukul mengenai hakim garis hingga dia terjatuh sembari memegangi tenggorokannya, dan mengerang kesakitan.
Djokovic memang memukulnya secara tidak sengaja, dan ia dengan cepat bergegas untuk meminta maaf. Namun, hal itu jelas merupakan pelanggaran aturan Grand Slam yang melarang adanya bentokan fisik terhadap siapa pun di dalam area turnamen.
Wasit turnamen Soeren Friemel keluar dan berbicara dengan ketua wasit Aurelie Tourte dan Andreas Egli, supervisor Grand Slam, sebelum berdiskusi panjang dengan juara tiga kali kejuaraan AS Terbuka itu.
Djokovic dengan jelas menunjukkan bahwa dia tidak bermaksud untuk memukul hakim garis itu. Sempat terdengar Djokovic mengatakan "dia tidak perlu pergi ke rumah sakit untuk ini". Namun, setelah 12 menit membela kasusnya, nasibnya ditentukan.
BACA JUGA: Novak Djokovic Positif Terjangkit Virus Corona“Faktanya sangat jelas dan sangat jelas ... (hakim garis) jelas terluka dan Novak marah, dia memukul balik bola dengan sembrono dan dalam keadaan marah,” kata Friemel.
Seorang juru bicara turnamen mengatakan kepada Reuters bahwa hakim garis tampak baik-baik saja dan "tidak dibawa keluar lokasi". Identitas hakim garis tidak diketahui. Djokovic akhirnya berjalan untuk berjabat tangan dengan Carreno Busta yang tertegun dan kemudian berjalan gontai keluar lapangan tanpa menghadiri konferensi pers.
Petenis Serbia berusia 33 tahun itu kemudian mengunggah permintaan maaf di Instagram.
“Seluruh situasi ini membuat saya sangat sedih dan hampa," tulisnya. "Saya sangat menyesal telah membuatnya stres seperti itu. Sangat tidak disengaja, sangat salah. Saya minta maaf kepada (AS Terbuka) dan semua orang yang terkait atas perilaku saya."
Akibat diskualifikasi itu, Djokovic kehilangan 26 kemenangan beruntun yang diraihnya selama 2020, dan terkadang tampak dia akan meraih gelar Grand Slam ke-18.
Asosiasi Tenis AS (USTA) mengatakan Djokovic akan kehilangan semua poin peringkat yang diperoleh dari acara tersebut dan didenda $ 250 ribu (Rp 3,63 miliar). Denda tersebut sama dengan jumlah hadiah uang yang didapat karena telah mencapai babak keempat. [ah/au/ft]