Taliban, Rabu (1/9), memamerkan beberapa perangkat keras militer yang mereka rebut sewaktu mengambil alih kekuasaan di Afghanistan. Sementara satu tim dari Qatar mendarat di bandara yang kotor di Kabul, langkah pertama untuk membuat fasilitas itu kembali beroperasi sebagai jalur mendapatkan bantuan.
Penerbangan Qatar Airways, yang pertama mendarat di Kabul sejak Amerika keluar dari Afghanistan, Senin (31/8), membawa tim ahli teknis untuk bekerja di bandara, kata sumber yang dekat dengan masalah tersebut kepada kantor berita AFP.
Tujuannya adalah melanjutkan penerbangan bantuan, setelah PBB memperingatkan kemungkinan "bencana kemanusiaan" di Afghanistan yang dilanda perang, dan untuk memberi jalan keluar bagi mereka yang ingin melarikan diri dari rezim baru.
Pembicaraan sedang berlangsung tentang siapa yang kini akan mengelola bandara, satu dari banyak tantangan yang dihadapi Taliban sementara mereka beralih dari kelompok pemberontak ke kekuasaan pemerintahan.
Kelompok Muslim garis keras itu -- yang belum mengumumkan pemerintahan baru mereka -- merayakan keluarnya Amerika sebagai kemenangan bersejarah setelah menguasai Afghanistan dua minggu lalu. Kedatangan mereka di Kabul mengakhiri serangan dua minggu yang mencengangkan di seluruh negeri, mengakhiri pemberontakan mereka selama 20 tahun.
BACA JUGA: Berikan Pidato, Biden Jelaskan Keputusan Akhiri Perang di AfghanistanPada Rabu (1/9), barisan panjang Humvee hijau dan kendaraan tempur lapis baja melaju dalam satu barisan di sepanjang jalan raya di luar Kandahar - tempat lahir spiritual gerakan militan itu - banyak dari mereka mengibarkan bendera putih-hitam Taliban.
Setidaknya satu helikopter Black Hawk tampak terbang di atas Kandahar dalam beberapa hari ini, menunjukkan seorang mantan tentara Afghanistan yang menjadi pilot karena Taliban tidak mempunyai pilot.
Tersiar kabar bahwa pemimpin tertinggi rahasia Taliban Hibatullah Akhundzada akan muncul -- tetapi dia tidak muncul, sehingga gubernur baru kota itu yang tampil berbicara di depan massa. [ka/jm]