Taliban telah menolak seruan untuk melakukan gencatan senjata di Afghanistan saat bulan suci Ramadan, yang dimulai hari ini, Jumat (24/4).
Pemerintah Afghanistan dan pihak-pihak lain berharap gencatan senjata akan memudahkan para petugas medis menanggapi “ancaman bersama” pandemi virus corona.
Juru bicara kelompok pemberontak itu, Kamis (23/4), mengatakan perjanjian dengan Amerika telah menjabarkan “kerangka kerja komprehensif” yang didukung internasional tentang bagaimana mempromosikan perdamaian Afghanistan.
“Jika perjanjian ini benar-benar diwujudkan, hal itu akan menciptakan perdamaian dan gencatan senjata yang abadi,” cuit Suhail Shaheen, merujuk pada perjanjian antara Amerika dan Taliban pada 29 Februari lalu.
Perjanjian untuk penarikan pasukan Amerika dan koalisi secara bertahap dari Afghanistan itu mendorong pembebasan hingga 5.000 tahanan Taliban dari penjara Afghanistan sebagai imbalan pembebasan 1.000 personel keamanan pemerintah Afghanistan yang ditahan kelompok pemberontak itu.
Perjanjian Amerika-Taliban, yang disetujui oleh Dewan Keamanan PBB, mensyaratkan selesainya pertukaran tahanan itu pada 10 Maret, ketika Taliban dan tim Afghanistan sedianya melangsungkan perundingan perdamaian langsung untuk membahas gencatan senjata berkelanjutan dan pengaturan pembagian kekuasaan. [em/pp]