Taliban Afghanistan menolak penilaian militer Amerika Serikat (AS) yang bocor yang mengklaim bahwa militan ISIS menggunakan negara itu untuk merencanakan dan mengoordinasikan serangan teroris internasional terhadap AS dan para sekutunya.
Dokumen rahasia itu dilaporkan telah menggambarkan ancaman tersebut sebagai masalah keamanan yang berkembang. Disebutkan bahwa tanah Afghanistan telah menjadi basis regional afiliasi kelompok teroris, yang dikenal sebagai IS-Khorasan atau IS-K untuk melakukan "rencana aspirasional" menyerang target AS dan Eropa.
Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, Minggu (23/4), membantah penilaian tersebut, menyebutnya "palsu" dan bagian dari "kampanye propaganda yang sedang berlangsung" melawan pemerintah mereka.
Satu pernyataan resmi mengutip Mujahid mengatakan pemerintah Taliban "memiliki kendali penuh" atas Afghanistan dan tidak mengizinkan siapa pun menggunakannya untuk menyerang negara lain. Ia mengatakan bahwa IS-K dan kelompok teroris lain di negara itu "telah terimbas parah dan sedang dalam proses penghancuran."
Harian Washington Post melaporkan temuan intelijen AS terkait Afghanistan, dengan mengatakan bahwa itu adalah bagian dari harta karun yang diunggah ke platform media sosial Discord dan diperoleh koran tersebut.
Dokumen yang bocor dilaporkan merinci upaya khusus untuk menarget kedutaan, gereja, pusat bisnis, dan turnamen sepak bola Piala Dunia FIFA, yang menarik lebih dari 2 juta penonton November lalu di Qatar. Penilaian militer AS menaikkan jumlah rencana ISIS yang terkoordinasi di Afghanistan dari sembilan menjadi 15.
Pejabat AS belum memverifikasi keaslian dokumen yang bocor, tetapi ancaman IS-K dari Afghanistan selama ini telah menjadi keprihatinan militer.[ka/jm]