Sampai pada tahun 2020, para pakar memperkirakan, 90 persen orang dewasa, usia di atas 60 tahun, akan memiliki akses ke ponsel pintar memungkinkan telehealth terwujud sehingga pasien bisa berkomunikasi dengan petugas kesehatan langsung dari rumah.
Menggunakan komputer atau ponsel, dokter dan perawat bisa dihubungi kapan saja dengan biaya relatif murah untuk melakukan pemeriksaan dalam situasi darurat, seperti serangan jantung atau stroke. Telehealth juga bisa membantu mengawasi pasien kondisi kronis seperti diabetes atau penyakit Parkinson. Seorang dokter anak, menurut dokter ahli saraf Ray Dorsey, bisa dihubungi perawat sekolah kalau ada siswa yang demam tinggi dan muntah-muntah.
Your browser doesn’t support HTML5
"Dan itu pemeriksaan yang cepat dan mudah tanpa harus pergi ke ruang gawat darurat, bahkan ke tempat praktek dokter anak. Menurut saya, telehealth nantinya akan semakin diterapkan pada kondisi kronis guna membantu mengurangi biaya," ujar Ray Dorsey.
Dorsey berada di University of Rochester Medical Center, Rochester, New York.
Dalam artikel yang diterbitkan di New England Journal of Medicine, ia dan penulis kedua, Eric Topol, dari Scripps Research Institute di California memperkirakan sejumlah tren dalam evolusi telehealth.
Kini, apa yang selama ini dikenal sebagai telemedicine, digunakan untuk memantau jantung pasien dan menghubungkan dokter dengan ruang gawat darurat yang jauh. Tahun 2014 di Amerika, veteran melakukan dua juta pemeriksaan melalui pelayanan kesehatan telemedicine, yang disediakan pemerintah.
Dalam 10 tahun mendatang, telehealth akan memperluas cakupan penggunaan telemedicine, mulai dari pelayanan dokter umum sampai dokter spesialis seperti psikiater, ahli saraf dan spesialis kulit. Telehealth bisa dihubungkan dengan perangkat nirkabel yang bisa dimanfaatkan untuk menangani situasi, termasuk gagal jantung kongestif.
Menurut Dorsey, telehealth juga bisa digunakan untuk menangani pasien di negara lain.
"Menurut saya, di belahan lain dunia, negara berkembang, seperti China atau India, di mana mereka mengeluarkan 300 atau 500 dolar per kapita untuk perawatan kesehatan, mengidentifikasi solusi yang dimungkinkan oleh teknologi untuk menyediakan perawatan kepada banyak orang bahwa telehealth akan semakin dilihat sebagai solusi dan sarana untuk melakukan itu dan sarana untuk menyediakan akses perawatan yang belum pernah ada, di mana perawatan sebelumnya umumnya tidak bisa diakses," imbuh Dorsey.
Tantangan terbesar, menurut Dorsey, adalah kesenjangan digital, di mana orang-orang, yang paling membutuhkan bantuan penanganan kesehatan, tidak memiliki akses ke komputer atau ponsel pintar.
Pada akhirnya, ia dan Topol berpendapat, telehealth tidak akan menggantikan pemeriksaan dokter langsung di ruang praktek, tetapi bisa mengisi kekosongan, sehingga memungkinkan tenaga medis mengatasi beban penyakit kronis yang terus bertambah dan meningkatkan akses bagi mereka yang sangat membutuhkan layanan kesehatan. [ka/al]