Pasukan keamanan Suriah menggunakan peluru tajam ke arah demonstran yang menuntut Presiden Bashar al-Assad mundur.
Para aktivis dan saksi mata mengatakan tentara melepaskan tembakan dan menewaskan setidaknya 15 orang hari Jumat ketika ribuan demonstran anti-pemerintah turun ke jalan-jalan di seluruh negara itu. Mereka mengungkapkan korban tewas dari berbagai wilayah mencakup kota Hama, Homs dan Aleppo serta pinggiran kota Damaskus.
Sebelumnya hari Jumat, pasukan keamanan pemerintah mulai melancarkan razia mengantisipasi aksi-aksi protes itu.
Kelompok-kelompok HAM dan aktivis mengatakan seorang perempuan tewas ketika tentara dengan dukungan tank menyerang Khan Sheikon di provinsi Idlib, Suriah utara. Seorang lelaki juga ditembak mati karena melarikan diri dari tentara di kota Saqba, pinggiran kota Damaskus.
Pemerintah Suriah membela tindakan kerasnya terhadap pembangkang, dengan menyatakan negara itu sedang melawan gerombolan bersenjata dan teroris. Hari Jumat, berbagai laporan media pemerintah mengatakan "kelompok-kelompok bersenjata" dengan "penembak jitu" melepaskan tembakan secara "acak" di pinggiran kota Damaskus dan dua wilayah lain, menewaskan tiga aparat penegak hukum dan dua warga sipil.
Assad menghadapi kecaman internasional atas kekerasan itu.
Hari Jumat, Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton mendesak negara-negara agar menghentikan perdagangan dengan Suriah. Ia mengimbau mereka berhenti membeli produk-produk seperti minyak dan gas serta mendesak negara-negara yang selama ini mendukung pemerintah Assad agar tidak lagi mendukung.
Sementara itu, Presiden Turki Abdullah Gul mengimbau Assad agar melaksanakan reformasi sebelum terlalu "terlambat." Media Turki memuat komentar Gul itu hari Jumat.