Pengobatan kanker selalu melibatkan operasi atau pembedahan, kemoterapi dan radiasi, yang sangat merugikan kesehatan dan kualitas hidup pasien.
Tetapi kemajuan barumemberi harapan pengobatan yang tidak terlalu invasif dengan hasil yang lebih baik dan lebih cepat. Dr. William Nelson mengatakan imunoterapi memberikan harapan untuk menyembuhkan kanker dengan membangun pertahanan tubuh sendiri.
“Kini cukup jelas bahwa sistem kekebalan tubuh melihat sel-sel kanker, menganggapnya abnormal, dan apabila kita bisa memanfaatkan sistem kekebalan itu,untuk menyerang dan menghancurkan kanker,itu adalah cara yang lebih baik," ujar Dr. Nelson.
Lewat modifikasi gen, para dokter mengarahkan sel-sel kekebalan tubuh, yang dikenal sebagai sel T, menjadi sel-sel anti-kanker yang lebih kuat. Semua kemajuan ini merupakan hasil dari pengetahuan yang lebih baik akan genom manusia, yang membantu para dokter mengidentifikasi dan menarget gen-gen cacat yang mengakibatkan kanker.
Dr. Elizabeth Platz optimistis dengan kemungkinan yang mungkin dihasilkan dari kemajuan ini.
"Saya mempelajari kanker prostat. Kini kami tahu ada lebih dari 100 tempat dalam genom yang ada hubungannya dengan kanker prostat pada laki-laki yang tidak mendapatkan penyakit itu karena keturunan," ujarnya.
Para periset juga memusatkan perhatian dengan merevisi dan memperbaiki uji coba untuk mengidentifikasi kasus-kasus yang paling mendesak dengan lebih cepat dan akurat. Tujuannya adalah untuk menyesuaikan pengobatan medis dan diagnosis dengan kebutuhan masing-masing pasien.
Dr. Platz menambahkan, “Bahkan terkadang kami berupaya memadukan dua strategi sekaligus. Ini adalah upaya yang tidak invasif sama sekali yang akan memberitahu kita pasien mana yang perlu ditindaklanjuti dengan teknologi yang lebih canggih.”
Meskipun berbagai kemajuan ini masih jauh dari penyembuhan, para periset mengatakan ada kemajuan yang sangatmembesarkan hati dalam pengobatan bentuk kanker yang paling mematikan sekalipun.
Dr. Nelson mengatakan sedikitnya 30 persen pengidap kanker kulit yang mengancam nyawa telah menunjukkan respon yang signifikan.
“Ketika kami melihat kanker benar-benar hilang, selama enam atau tujuh tahun, padahal itu adalah kanker yang bisa mengancam nyawa seseorang dalam beberapa bulan saja, bahkan orang yang paling skeptis sekalipun mengakui bahwa kami telah melakukan sesuatu yang luar biasa," ujarnya.
Optimisme semacam ini mendorong sebagian periset untuk terus berharap bahwa kanker bisa dan akan disembuhkan nantinya. [vm/ii]
Beberapa kemajuan baru dalam bidang sains dan teknologi membuka peluang baru dalam melawan kanker, tidak hanya untuk mengobati penyakit itu, tetapi juga mengobati banyak bentuk kanker secara permanen.