Detasemen Khusus Antiteror 88 Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia hari Rabu (21/12) menggerebek sebuah rumah kontrakan di kawasan Puri Serpong 2, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan, Banten setelah menangkap terduga teroris lainnya yang bernama Adam.
Dalam penggerebekan tersebut, tiga terduga teroris yang disebut bernama Omen, Helmi dan Irwan, ditembak mati oleh aparat karena melawan. Dalam rumah kontrakan yang baru ditempati terduga teroris selama seminggu itu, ditemukan bom cukup besar buatan tangan. Saat ini polisi telah meledakkan bom di sekitar lokasi penemuan.
Dalam konferensi pers di Mabes Polri, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Komisaris Besar Rikwanto, mengatakan dari hasil interogasi yang dilakukan terhadap terduga teroris yang tertangkap atau Adam, diketahui bahwa mereka berencana akan melakukan aksi teror pada Natal dan Tahun Baru dengan target pos polisi.
Terduga pelaku teror, lanjutnya, berencana menyerang pos polisi dengan terlebih dahulu menusuk anggota polisi. Setelah masyarakat berkumpul melihat kejadian itu, kata Rikwanto, baru datang pembom yang meledakkan bom secara bunuh diri.
Dia mengatakan terduga teroris tersebut merupakan anggota jaringan Bahrun Naim, teroris yang kini telah bergabung dengan kelompok Negara Islam (ISIS).
Your browser doesn’t support HTML5
Bom yang ditemukan di Tangerang Selatan ini, kata Rikwanto, tidak sama dengan bom yang ditemukan di Bekasi. Hingga kini polisi masih terus melakukan penelitian dan olah tempat kejadian perkara untuk mengetahui daya ledak bom.
"Tidak seperti di Bekasi, jadi bukan mirip bom panci. Jadi ini handmade bom buatan tangan, jadi bentuknya juga tidak beraturan. Banyak sebutan untuk bom tersebut tetapi yang jelas bukan bom panci seperti yang di Bekasi. Yang jelas sasaran mereka yang sampai saat ini yang sering mereka lakukan adalah aparat kepolisian," ujarnya.
Meskipun jenis bom di Tangerang Selatan tidak sama dengan di Bekasi, tetapi terduga teroris di kedua tempat itu kemungkinan dari satu jaringan, katanya.
Hari Rabu (21/12), Tim Densus juga menangkap satu terduga teroris di daerah Payakumbuh, Sumatera Barat. Di tempat tersebut tidak ditemukan bom.
Presiden Joko Widodo memuji kerja tim Densus dan seluruh jajaran Polri yang telah berhasil mencegah terjadinya aksi teror tersebut.
Presiden mengatakan bahwa masyarakat selayaknya bersyukur atas penanganan cepat tersebut mengingat di belahan dunia lainnya, kerap kali penanganan baru dilakukan setelah aksi teror telah terjadi.
Permasalahan terkait dengan aksi terorisme, lanjut Presiden, sesungguhnya tak hanya dialami oleh Indonesia, namun merupakan masalah bersama dari sebagian besar negara-negara di dunia.
"Saya sudah mendapatkan laporan dari Kapolri tentang itu. Sekali lagi, saya ingin memberikan penghargaan yang tinggi kepada Densus 88, kepada Kapolri, dan seluruh jajaran Polri yang telah bisa mengantisipasi sebelum kejadian sehingga hal-hal yang tidak kita inginkan bisa dicegah sebelum kejadian," ujarnya.
Presiden mengajak masyarakat meningkatkan kewaspadaan dan berpartisipasi memberantas aksi terorisme, di antaranya dengan segera melaporkan kepada aparat jika ada hal-hal yang mencurigakan. [fw/em]