Seorang wisatawan Amerika dan seorang pegiat di Cape Town bermitra untuk membantu dampak pandemi di salah satu kota terbesar di Afrika Selatan itu.
Sejak 1 Juni, Afrika Selatan telah melonggarkan peraturan pembatasan yang dulunya merupakan salah satu karantina wilayah untuk mencegah penyebaran Covid-19 yang terketat di dunia. Ketika pembatasan tersebut diberlakukan pada akhir Maret, banyak wisatawan asing terjebak di sana, tidak bisa pulang. Seorang wisatawan Amerika kemudian mengubah maksud wisatanya dengan melakukan pekerjaan yang berharga bagi warga kota setempat.
Anak-anak di distrik Khayelitsha kota Cape Town itu bisa mendapat masker buatan sendiri secara gratis, berkat kemitraan unik antara seorang aktivis lokal dan seorang wisatawan Amerika yang tidak bisa pulang.
BACA JUGA: Presiden Afsel Umumkan Pembukaan Kembali Bisnis dengan Pedoman Ketat“Saya percaya bahwa setiap orang yang bepergian, selalu ingin bertemu dengan penduduk setempat. Jadi, saya berperan dalam cara saya menghubungkan wisatawan dengan penduduk setempat," kata pemandu wisata seni Juma Mkwela.
Juma Mkwela memulai "wisata sosial" bagi wisatawan internasional untuk membantu penduduk yang kurang mampu dengan memberikan bantuan makanan dan kebutuhan sehari-hari.
Seorang turis Amerika, Paulina Migalska adalah klien terakhir Mkwela sebelum karantina wilayah diterapkan di kota itu.
Paulina mengatakan: "Saya teringat dengan Juma, kemudian saya mengirim SMS kepadanya dan menanyakan bagaimana jika saya mulai menjahit masker wajah, apakah ini akan membantu?. Ia menjawab, tentu saja!.”
Migalska menghabiskan hari terakhir sebelum diberlakukan lockdown, dengan membeli kain dan mencari mesin jahit.
Paulina menambahkan, "Pada dasarnya secara bersama-sama, kami telah membagikan lebih dari 300 masker, separuhnya disumbangkan oleh "Sexy Socks” – sebuah perusahaan yang bergerak di bidang sosial di kota itu."
Perusahaan itu biasanya membagikan sepasang kaus kaki kepada anak yang membutuhkan, tetapi pada masa pandemi ini mereka membagikan masker, berkat bantuan Migalska dan Mkwela. [ps/pp]