Letusan gunung berapi di Kepulauan Canary, Spanyol tidak menunjukkan tanda-tanda akan berakhir setelah 85 hari, menjadi letusan gunung api terlama di Pulau La Palma yang pernah tercatat hingga Minggu (12/12).
Letusan itu memuncak dan menyurut sejak pertama kali memuntahkan lava 19 September lalu. Letusan menghancurkan hampir 3.000 bangunan setempat dan memaksa ribuan orang meninggalkan rumah mereka.
Pada Minggu (12/12), setelah berhari-hari terpantau mengalami aktivitas tingkat rendah, Gunung Api Cumbre Vieja tiba-tiba ‘hidup’ kembali, menghasilkan ledakan keras dan meniupkan awan abu yang sangat tinggi ke langit.
Para ilmuwan mengatakan, letusan gunung berapi tidak dapat diprediksi. Pakar Spanyol awalnya mengatakan letusan La Palma bisa berlangsung hingga tiga bulan.
BACA JUGA: Jokowi Janji Relokasi Ribuan Rumah Warga Terdampak Erupsi Gunung SemeruMariano Hernández, pejabat senior pemerintah pulau itu, menggambarkan gunung berapi dalam kondisi “stabil” beberapa hari terakhir.
“Faktanya adalah bahwa semua indikator kunci telah melemah,” ungkapnya kepada media penyiaran public Spanyol, RTVE. “Tetapi para ilmuwan tidak akan mengatakan kapan tepatnya itu akan berakhir.”
Dia mengatakan para pakar terus mengukur jumlah dan besarnya gempa bumi di daerah tersebut dan tingkat sulfur dioksida setempat.
Dari Sabtu (11/12) hingga Minggu, pihak berwenang mencatat 24 kali gempa bumi, tetapi tak ada yang dirasakan penduduk setempat.
Meskipun terdapat kerusakan, tidak ada korban luka maupun meninggal dunia yang terkait langsung dengan letusan tersebut. Sebagian besar wilayah yang ditutupi sungai lava, yang membawa batuan cair ke laut, adalah lahan pertanian.
Kehidupan sebagian besar warga berlanjut seperti biasanya di sebagian besar Pulau La Palma, di mana sebagian kawasan di sisi barat dayanya terdampak paling parah.
Kepulauan Canary dengan gunung-gunung apinya, destinasi liburan favorit warga Eropa ketika cuaca hangat, terletak di lepas pantai barat laut Afrika. [rd/jm]