Thailand akan Adakan Pemilu Pertengahan Tahun Ini

  • Ron Corben
    Wita Sholhead

Kelompok anti-pemerintah Kaos Merah berdemonstrasi di Bangkok, Minggu (13/3).

Pemerintah Thailand mengumumkan rencana pemilu baru menjelang pertengahan tahun, menyusul adanya perubahan konstitusi baru-baru ini oleh parlemen.

Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva yang juga Ketua Partai Demokrat yang berkuasa, mengatakan ia berencana mengadakan pemilihan umum menjelang tengah tahun, enam bulan sebelum berakhirnya masa empat tahun parlemen.

Imbauan untuk mengadakan pemilihan umum dilakukan setelah adanya perubahan konstitusi baru-baru ini oleh parlemen yang membolehkan kursi-kursi parlemen dikuasai oleh pemilih tunggal, dan bukan perwakilan berimbang. Diperkirakan, langkah tersebut diambil untuk memenangkan Partai Demokrat.

Secara keseluruhan, rakyat akan memilih 375 anggota bagi kursi di parlemen, dan 125 anggota tambahan yang dicalonkan partai-partai politik untuk membentuk DPR yang terdiri dari 500 anggota.

Pada pemilihan sebelumnya tahun 2007, partai-partai yang beraliansi dengan mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra memenangkan kursi mayoritas. Thaksin digulingkan dalam kudeta tahun 2006. Ia kemudian menghadapi tuduhan korupsi dan dihukum dua tahun penjara. Ia melarikan diri dari Thailand sebelum keputusan pengadilan itu dilaksanakan.

Demonstrasi pro-Raja serta keputusan-keputusan pengadilan yang memberatkan pemerintahan pro-Thaksin, mengakibatkan penunjukan Abhisit sebagai perdana menteri pada bulan Desember 2008.

Kemudian terjadi demonstrasi-demonstrasi anti-pemerintah menentang pemerintahan Abhisit. Para demonstran menuduh pemerintah Abhisit tidak sah, karena didukung militer dan birokrasi. Pemerintahan Abhisit menyangkal tuduhan itu.

Demonstrasi-demonstrasi anti-pemerintah tahun 2009 dan 2010 dipimpin oleh Front Persatuan Demokrasi yang pro-Thaksin yang dikenal sebagai kelompok kaos merah.

Arak-arakan kelompok Kaos Merah pada akhir pekan, berlangsung untuk memperingati ulang tahun protes yang berlangsung selama dua bulan tahun lalu yang mengakibatkan 90 orang tewas dan ratusan cedera.

Seorang pemimpin kelompok kaos merah yang dibebaskan dengan jaminan dari hukuman sembilan bulan penjara atas tuduhan terorisme, Weng Tojirakran, mengatakan ia menyambut baik pemilihan umum. Tetapi, Weng mengatakan Partai Demokrat yang dikenal sebagai Phak Prachathipat, harus juga menerima hasil pemilihan apabila Partai Puea Thai menang.

Tetapi, para analis khawatir pemilihan umum akan berlangsung panas, dan mungkin memicu kekerasan, seperti dalam kampanye paling sengit yang disaksikan di Thailand dalam tahun-tahun terakhir ini. Laporan awal opini umum menunjukkan Partai Puea Thai yang pro-Thaksin memimpin dalam pemilihan yang akan berlangsung secara ketat.