Thailand dan Amerika mengecilkan makna kehadiran personil militer Myanmar dalam pembukaan latihan militer bersama tahunan terbesar di Asia Tenggara hari Selasa (13/2).
Militer Myanmar telah dituduh melakukan pelanggaran HAM secara besar-besaran lewat tindakan keras terhadap kelompok minoritas Muslim-Rohingya, yang membuat ratusan ribu warga melarikan diri ke Bangladesh. Sejumlah anggota Kongres Amerika telah menuntut agar Myanmar tidak diikutsertakan dalam latihan itu.
“Yang benar adalah Myanmar bukan negara peserta,” ujar Duta Besar Amerika untuk Thailand Glyn T. Davies kepada wartawan dalam latihan “Kobra Emas” di bagian timur Thailand.
“Mereka bukan peserta latihan ini,” tegasnya. Ia tidak menjelaskan mengapa personil-personil militer Myanmar hadir dalam latihan itu.
Panglima militer Thailand Jendral Thanchaiyan Srisuwan mengakui telah mengundang Myanmar dalam upacara pembukaan latihan. Namun bendera Myanmar tidak dikibarkan.
Pentagon dan Departemen Luar Negeri Amerika pekan lalu mengatakan Thailand telah mengundang tiga personil militer Myanmar untuk mengamati bagian latihan yang difokuskan pada upaya menanggapi bencana alam. Tetapi juru bicara Pentagon Letkol Christopher Logan hari Selasa mengatakan satu-satunya personil militer Myanmar yang hadir adalah wakil atase militer, yang juga seorang mayor. Personil itu menghadiri upacara pembukaan bersama korps atase pertahanan lain di Bangkok. [em/jm]