Reuters hari Kamis (8/2) merilis sebuah laporan pembunuhan etnis di Myanmar, merinci penyidikan yang dilakukan oleh dua wartawannya yang saat ini dipenjara di negara Asia Tenggara itu.
Kantor berita tersebut membeberkan pembantaian 10 orang Rohingya di desa Inn Din, di mana wartawan Reuters Wa Lone dan Kyaw Soe Oo berbicara dengan para tetangga sejumlah penganut agama Buddha yang dilaporkan mengklaim membunuh dan mengubur mayat mereka di sebuah kuburan massal.
Laporan tersebut mencantumkan foto 10 pria yang berlutut dengan tangan terikat di belakang punggung mereka, dilaporkan pada hari yang sama mereka terbunuh. Satu lagi menunjukkan mayat para pria itu di sebuah kuburan massal. Saksi menyatakan foto-foto tersebut otentik, kata Reuters.
"Penyelidikan Reuters atas pembantaian Inn Din memicu polisi Myanmar untuk menangkap dua reporter kantor berita tersebut," kata laporan itu.
Dalam sebuah pengakuan yang langka, militer Myanmar sebulan setelah penangkapan wartawan tersebut mengatakan bahwa pasukan keamanannya bertanggung jawab atas kematian 10 orang Rohingya yang ditemukan di kuburan massal Din Inn.
Militer terus membantah melakukan pembunuhan sistematis terhadap minoritas Muslim Rohingya, yang dianggap PBB sebagai pembersihan etnis. [as]