Dalam lawatannya di Thailand PM China Li mengatakan Thailand dan China akan meningkatkan perdagangan menjadi 100 miliar dolar pada akhir 2015.
PM China Li Keqiang hari Jumat menjadi pemimpin asing pertama dalam lebih dari satu dasawarsa yang berpidato di depan parlemen Thailand, pada awal kunjungan tiga harinya yang bertujuan memperkuat hubungan dan mencari pasar untuk teknologi kereta api cepat.
Li mengatakan Thailand dan China akan meningkatkan perdagangan menjadi 100 miliar dolar pada akhir 2015, dan China akan membeli lebih banyak produk pertanian dari Thailand. Li berjanji bahwa dalam lima tahun mendatang China akan membeli satu juta ton beras, dan menaikkan impor karet dari Thailand.
Pemerintah Thailand menemui kesulitan menjual sebagian besar beras yang menumpuk karena program pembelian beras yang merupakan kebijakan utama pemerintahan PM Yingluck Shinawatra. Program itu menimbulkan kerugian 4,46 miliar dolar sejak dilaksanakan tahun 2011. Karena Thailand tidak dapat menjual berasnya yang mahal di pasar internasional, India dan Vietnam sekarang melampaui Thailand dalam nilai ekspor beras.
Petani karet Thailand beberapa kali turun ke jalan dalam beberapa bulan terakhir menuntut agar pemerintah mengangkat harga karet, yang anjlok karena lemahnya permintaan akibat kelesuan perekonomian global.
Li mengatakan Thailand dan China akan meningkatkan perdagangan menjadi 100 miliar dolar pada akhir 2015, dan China akan membeli lebih banyak produk pertanian dari Thailand. Li berjanji bahwa dalam lima tahun mendatang China akan membeli satu juta ton beras, dan menaikkan impor karet dari Thailand.
Pemerintah Thailand menemui kesulitan menjual sebagian besar beras yang menumpuk karena program pembelian beras yang merupakan kebijakan utama pemerintahan PM Yingluck Shinawatra. Program itu menimbulkan kerugian 4,46 miliar dolar sejak dilaksanakan tahun 2011. Karena Thailand tidak dapat menjual berasnya yang mahal di pasar internasional, India dan Vietnam sekarang melampaui Thailand dalam nilai ekspor beras.
Petani karet Thailand beberapa kali turun ke jalan dalam beberapa bulan terakhir menuntut agar pemerintah mengangkat harga karet, yang anjlok karena lemahnya permintaan akibat kelesuan perekonomian global.