Thailand Minta Myanmar Bendung Protes Anti-Thailand

Para demonstran memegang poster dalam sebuah protes mendukung Zaw Lin dan Win Zaw Htun, dua pekerja pendatang dari Myanmar di Thailand, di depan kedutaan besar Thailand di Yangon, 25 Desember 2015.

Thailand meminta kepada para pejabat di negara tetangganya, Myanmar, agar membendung demonstrasi protes atas vonis hukuman mati yang kontroversial oleh pengadilan Thailand terhadap dua orang pekerja pendatang dari Myanmar pekan lalu.

Menteri Luar Negeri Don Pramudwinai mengatakan kepada wartawan hari Senin bahwa pihak berwenang telah menghubungi menteri luar negeri Myanmar sementara protes menyebar ke luar ibukota.

Kamis lalu pengadilan Thailand menghukum dua orang pekerja migran dari Myanmar atas pembunuhan satu pasangan muda Inggris di sebuah pulau peristirahatan. Kasus itu telah dikecam oleh organisasi-organisasi hukum dan hak asasi di tengah meluasnya kabar bahwa bukti yang digunakan untuk mengaitkan kedua tersangka dengan pembunuhan itu adalah tidak memadai atau diragukan.

Sejak Sabtu, ada laporan mengenai penutupan penyeberangan perbatasan karena demonstrasi oleh warga Myanmar yang marah.

“Kami akan datang dan memrotes di sini setiap hari sampai tersangka memperoleh keadilan dan dibebaskan,” kata Oakkan Tha, seorang bikshu dari Biara Rakhine, di tempat penyeberangan perbatasan Tiga Pagoda, kepada VOA hari Senin.

Thailand juga telah menghentikan pelayanan konsuler di kedutaannya di Yangon, kota terbesar di Myanmar. [gp]