Theresa May Berusaha Bertahan Sementara Dunia Usaha Inggris Keluarkan Peringatan

PM Inggris, Theresa May, berjalan di samping Menlu Boris Johnson, menyambut PM Ethiopia, Hailemariam Desalegn (tidak tampak dalam foto) di Downing Street sebelum pelaksanaan Konferensi Somalia, di London, Inggris tanggal 11 Mei 2017 (foto: Peter Nicholls/REUTERS)

Di tengah kemunduran, melemahnya, dan tak adanya mayoritas di parlemen yang mewakili partai Konservatif dan PM Theresa May, para pemimpin dunia usaha di Inggris meningkatkan tuntutan mereka terkait Brexit.

Pemimpin-pemimpin dunia usaha Inggris meningkatkan tuntutan mereka terkait dengan Brexit, dan mereka berusaha memanfaatkan situasi dimana partai Konservatif dan PM Theresa May mengalami kemunduran, lebih lemah, dan tidak punya mayoritas di parlemen.

Mereka melobi agar pemerintah merundingkan sebuah hubungan yang lebih erat dengan Uni Eropa dibandingkan rencana Theresa May sebelumnya, yang tampaknya berusaha bertahan pada kekuasaan, paling tidak untuk jangka pendeknya, ditengah-tengah amukan yang dihadapi partai akibat hasil pemilihan minggu lalu.

“Kami perlu memiliki akses ke pasar Eropa, itu adalah mitra perdagangan kita yang terbesar,” kata Stephen Martin, dari Institute of Directors, sebuah kelompok lobi untuk bisnis. Kepercayaan bisnis anjlok sejak pemilihan Kamis lalu ditengah-tengah tanda-tanda perlambanan ekonomi. Pemimpin bisnis menuduh ketidakpastian ekonomi dan politik dimunculkan oleh pemerintah dan Brexit, demikian hasil survei oleh lembaga itu terhadap para anggotanya. [jm]