Tim Pengungsi Olimpiade 2016 Dapat Laureus Award

Tim pengungsi pada upacara pembukaan Olimpiade Rio de Janeiro, Brazil, Agustus 2016.

Komite Olimpiade Internasional belum menentukan apakah akan mengirim tim pengungsi lagi ke Tokyo tahun 2020.

Tim pengungsi yang bertanding pada Olimpiade Rio 2016, terdiri dari 10 atlet dari negara-negara seperti Suriah dan Sudan Selatan, hari Senin (13/2) dinobatkan sebagai pemenang Laureus Award untuk inspirasi olahraga.

"Penghargaan ini adalah untuk 65,4 juta pengungsi global, yang tidak dapat kembali ke rumah mereka karena konflik," ujar pelari jarak jauh Kenya, Tegla Loroupe, kepala misi tim tersebut, dalam konferensi pers di Monako.

"Masing-masing dari 10 orang-orang inspiratif pada tim ini telah mengatasi kesulitan dan bertahan dalam perjalanan-perjalanan tak terbayangkan untuk sampai ke garis start."

Tim pilihan yang terdiri dari pengungsi dari Suriah, Kongo, Ethiopia dan Sudan Selatan itu merupakan salah satu kisah paling menarik dalam Olimpiade. Para atlet itu ambil bagian dalam nomor atletik, berenang dan yudo.

Salah satu anggota tim yang menghadiri konferensi pers hari Senin adalah perenang Suriah, Rami Anis, yang menempuh perjalanan berbahaya lewat laut dari Turki ke Yunani setelah melarikan diri dari kota asalnya Aleppo, dan berakhir di Belgia.

"Olahraga memberi semua orang kesempatan, dan apa yang terjadi di Olimpiade Rio memperlihatkan kepada orang-orang di seluruh dunia yang menghadapi kesulitan dan ketakutan dalam hidupnya bahwa masih ada harapan," ujarnya dalam pernyataan Laureus.

Komite Olimpiade Internasional belum menentukan apakah akan mengirim tim pengungsi lagi ke Tokyo tahun 2020.

Lebih dari satu juta pengungsi mengalir ke Eropa tahun 2016 saja, melarikan diri dari perang di Timur Tengah dan daerah lainnya.

Jutaan lagi tinggal di kamp-kamp di negara-negara di seluruh dunia, meninggalkan pertempuran atau konflik bersenjata di negara-negara asal mereka. [hd]