Tim Penyelidik AS Dapatkan Email Hillary Clinton yang Dihapus

Hillary Clinton memeriksa ponselnya dalam perjalanan dinasnya sebagai Menlu AS dari Malta ke Libya tahun 2011 (foto: dok).

Badan Penyelidik Federal (FBI) telah menyelidiki seberapa rahasia dokumen-dokumen keamanan nasional yang berada di server email Clinton itu.

Pejabat-pejabat Amerika mengatakan tim penyelidik berhasil memperoleh kembali email-email terkait pekerjaan dan pribadi yang diyakini mantan menteri luar negeri Hillary Clinton telah dihapus dari server yang digunakannya sewaktu ia menjabat sebagai diplomat tertinggi Amerika antara tahun 2009 hingga 2013.

Badan Penyelidik Federal (FBI) telah menyelidiki seberapa rahasia dokumen-dokumen keamanan nasional yang berada di server email Clinton itu.

Clinton – kandidat capres yang paling unggul dalam nominasi Partai Demokrat tahun 2016 – telah mengatakan bahwa ia menggunakan server itu demi kenyamanan semata, sehingga tidak perlu memiliki dua akun email, yaitu untuk kepentingan Departemen Luar Negeri dan kepentingan pribadi.

Belum jelas berapa banyak dari 60 ribu email di server itu yang berhasil diperoleh kembali. Clinton mengatakan server itu sudah dibersihkan, tetapi seorang anggota tim penyelidik mengatakan kepada suratkabat the New York Times bahwa tidak sulit memperoleh kembali email-email tersebut.

Clinton mengatakan 30 ribu email yang dinilainya sebagai email pribadi telah dihapus dan salinan sisanya telah diserahkan ke Departemen Luar Negeri. Pejabat-pejabat disana sedang mensortir sisa email tersebut dan mendapati puluhan dokumen rahasia, meskipun Clinton mengatakan ia yakin tidak satu email pun ditandai sebagai rahasia ketika ia menerima atau mengirimnya.

Departemen Luar Negeri telah mengeluarkan sejumlah email resmi dan berencana menunjukkan lebih banyak email lagi dalam beberapa minggu mendatang. Email yang diperoleh kembali dari server itu juga bisa ditunjukkan kepada publik.

Para pesaing Clinton dari Partai Republik di Kongres sedang menyisir email-email tersebut guna menyelidiki peranan Clinton dalam serangan terhadap kantor diplomatik Amerika di Benghazi – Libya tahun 2012, yang menewaskan empat warga Amerika termasuk Duta Besar Christopher Stevens.

Survei-survei tentang pertarungan dalam pemilu presiden 2016 menunjukkan kontroversi seputar email ini membuat popularitas politik Clinton berkurang, terutama dengan meningkatnya jumlah pemilih yang menanyakan apakah mereka bisa mempercayai Clinton. Tetapi survei juga menunjukkan bahwa para pemilih masih menjagokan Clinton untuk meraih nominasi Partai Demokrat tahun depan. [em/ds]