Tim SAR Bagikan Air dan Makanan kepada Para Penambang yang Terperangkap di Sulawesi Utara

Upaya evakuasi di lereng yang sangat terjal untuk mengevakuasi seluruh pekerja tambang emas liar yang ambruk di Sulawesi Utara, Kamis, 28 Februari 2019. (Foto courtesy: BPBD Kotamobagu, Bolaang Mogondow, Sulawesi Utara)

Tim penyelamat telah memberikan air dan makanan kepada beberapa dari puluhan orang yang terjebak dalam tambang emas yang runtuh di kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara.

Tim SAR telah mengirimkan air dan makanan ke beberapa dari puluhan orang yang terperangkap di tambang emas yang runtuh, kata seorang pejabat Kamis, menyebut upaya penyelamatan yang melelahkan di lokasi terpencil yang tidak dapat diakses itu, berpacu dengan waktu.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan 19 orang telah diselamatkan dari tambang di kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, Kamis (28/2) malam. Korban tewas naik menjadi delapan dan diduga lebih dari 30 penambang masih terjebak.

Pejabat bencana setempat Abdul Muin Paputungan mengatakan kaki seorang penambang yang terperangkap diamputasi untuk membebaskannya, tetapi pria itu meninggal karena kehabisan darah ketika sedang dibawa keluar dari daerah itu.

"Kami terpaksa mengamputasi kakinya untuk mengeluarkannya karena selain kaki bagian bawahnya luka parah, batu yang menjepitnya tidak mungkin digeser atau diangkat karena kami khawatir itu dapat menyebabkan tanah longsor dan membahayakan penyelamat dan korban lainnya," kata Paputungan.

Petugas penyelamat menggunakan tandu darurat untuk mengangkut para korban melalui hutan yang terjal ke tempat yang aman.

“Kami berharap mereka yang masih terjebak dapat bertahan hidup dengan makanan dan air minum yang kami kirim kepada mereka,” kata Paputungan.

"Kita harus berpacu dengan waktu karena kondisi mereka semakin lemah dan kami harap oksigen di dalam masih cukup untuk membuat mereka bertahan hidup."

Petugas penyelamat mengevakuasi seorang korban selamat dari tambang yang ambruk di Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara.

Tiang dan papan penyangga di tambang itu ambruk pada Selasa malam karena tanah yang bergeser dan banyaknya lubang galian tambang. Operasi penambangan tidak resmi adalah hal biasa di Indonesia, memberikan sedikit mata pencaharian bagi ribuan orang yang bekerja dalam kondisi berisiko tinggi mengalami cedera serius atau tewas.

BNPB mengatakan sedikitnya 140 orang dari berbagai lembaga terlibat dalam upaya penyelamatan. Dikatakan ada kebutuhan mendesak untuk kantong mayat.

Sejumlah foto menunjukkan lengan dan kepala penambang yang terperangkap terlihat melalui celah reruntuhan batu dan tim penyelamat bekerja keras sepanjang malam dalam kondisi yang sulit.

Sebuah video menunjukkan seorang perempuan yang membawa kartu identitas suaminya yang hilang ke sebuah pos komando darurat berteriak dengan sedih ketika seorang petugas memperlihatkan foto seorang korban meninggal yang mereka yakini adalah suaminya.

Tim penyelamat menggunakan tangan kosong dan peralatan sederhana untuk mencari yang hilang. Mereka membuat tandu dari dahan pohon, tali dan bahan lainnya. Foto juga menunjukkan penyelamat bekerja di terowongan tambang.

Tambang kecil dan seringkali tanpa izin meningkat di banyak bagian Asia dan Afrika. Sebuah studi oleh Forum Antarpemerintah tentang Penambangan, Mineral, Logam dan Pembangunan Berkelanjutan menemukan bahwa jumlah orang yang terlibat dalam penambangan tersebut telah meningkat menjadi lebih dari 40 juta, naik dari 30 juta pada 2014 dan 6 juta pada 1993. (as)